
Analisis Teknikal
Menguat Tipis, Sinyal IHSG ke Zona Merah Menguat
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 March 2019 12:37

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (28/3/2019) menguat 0,06% ke level 6.448. IHSG menguat di tengah bursa Asia yang cenderung terkoreksi.
Indeks Nikkei 225 Jepang sementara terkoreksi 1,65%, Kospi Korea Selatan melemah 0,69%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,01% dan Shanghai China melemah 0,31%.
Sektor keuangan dan konsumer menjadi motor penggerak IHSG dengan penguatan masing-masing 0,37% dan 0,26%. Kedua sektor tersebut merupakan pemilik bobot terbesar pada IHSG karena banyak dihuni saham-saham berkapitalisasi besar alias big caps.
Nilai transaksi terbilang sedang dengan hanya mencatatkan Rp 3,5 triliun. Sementara investor asing tercatat lebih banyak menjual (net sell) senilai Rp 33 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG berpotensi bergerak di zona merah pada sesi II. Terbentuknya pola short black candle disertai grafik intraday IHSG yang bergerak lebih rendah (lower low) memperkuat akan sinyal tersebut.
Dalam jangka pendek IHSG cenderung bergerak melemah, hal ini tercermin dari posisinya yang masih di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5).
Secara momentum, IHSG masih berpotensi bergerak ke arah menguat maupun melemah, hal ini tercermin dari posisinya yang berada pada area netral, menurut indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Indeks Nikkei 225 Jepang sementara terkoreksi 1,65%, Kospi Korea Selatan melemah 0,69%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,01% dan Shanghai China melemah 0,31%.
Sektor keuangan dan konsumer menjadi motor penggerak IHSG dengan penguatan masing-masing 0,37% dan 0,26%. Kedua sektor tersebut merupakan pemilik bobot terbesar pada IHSG karena banyak dihuni saham-saham berkapitalisasi besar alias big caps.
Nilai transaksi terbilang sedang dengan hanya mencatatkan Rp 3,5 triliun. Sementara investor asing tercatat lebih banyak menjual (net sell) senilai Rp 33 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG berpotensi bergerak di zona merah pada sesi II. Terbentuknya pola short black candle disertai grafik intraday IHSG yang bergerak lebih rendah (lower low) memperkuat akan sinyal tersebut.
![]() |
Dalam jangka pendek IHSG cenderung bergerak melemah, hal ini tercermin dari posisinya yang masih di bawah rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5).
Secara momentum, IHSG masih berpotensi bergerak ke arah menguat maupun melemah, hal ini tercermin dari posisinya yang berada pada area netral, menurut indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular