
Ekonomi Melambat, Shanghai dan Hang Seng Anjlok
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
28 March 2019 09:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka melemah 0,43% di level 3.009,8, sementara indeks Hang Seng turun 0,23% ke level 28.663,2.Â
Investor nampaknya terpukul dengan rilis data ekonomi Negeri Tiongkok yang mengecewakan. Ada perkiraan Laba perusahaan-perusahaan di China pada dua bulan pertama tahun ini anjlok 14% YoY, dan ini merupakan penurunan terdalam sejak 2011, dilansir Trading Economics
Laba yang diperoleh oleh perusahaan milik negara turun 24,2% YoY, sedangkan laba perusahaan swasta turun 5,8% YoY. Industri yang mengalami penurunan laba terbesar adalah otomotif, pengolahan minyak, baja, dan industri kimia.
Belum lagi, Hong Kong juga membukukan defisit neraca perdagangan yang lebih besar dibanding bulan Januari.
Neraca perdagangan Negeri Kelahiran Andy Lau pada Februari mencapai defisit H$ 48,8 miliar dari yang sebelumnya minus H$ 10,3 miliar di bulam Januari. Anjloknya neraca perdagangan Hong Kong dikarenakan nilai ekspor dan impor yang turun masing-masing 6,9% YoY dan 3,8% YoY.
Data ekonomi yang buruk semakin membuat pelaku pasar ketar-ketir karena perekonomian global nampaknya terus dihantam pencapaian fundamental yang kurang memuaskan.
Tanpa data pencapaian ekonomi yang baik, tentunya pelaku pasar tidak akan berminat untuk berinvestasi pada aset dengan resiko tinggi seperti saham.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Investor nampaknya terpukul dengan rilis data ekonomi Negeri Tiongkok yang mengecewakan. Ada perkiraan Laba perusahaan-perusahaan di China pada dua bulan pertama tahun ini anjlok 14% YoY, dan ini merupakan penurunan terdalam sejak 2011, dilansir Trading Economics
Laba yang diperoleh oleh perusahaan milik negara turun 24,2% YoY, sedangkan laba perusahaan swasta turun 5,8% YoY. Industri yang mengalami penurunan laba terbesar adalah otomotif, pengolahan minyak, baja, dan industri kimia.
Neraca perdagangan Negeri Kelahiran Andy Lau pada Februari mencapai defisit H$ 48,8 miliar dari yang sebelumnya minus H$ 10,3 miliar di bulam Januari. Anjloknya neraca perdagangan Hong Kong dikarenakan nilai ekspor dan impor yang turun masing-masing 6,9% YoY dan 3,8% YoY.
Data ekonomi yang buruk semakin membuat pelaku pasar ketar-ketir karena perekonomian global nampaknya terus dihantam pencapaian fundamental yang kurang memuaskan.
Tanpa data pencapaian ekonomi yang baik, tentunya pelaku pasar tidak akan berminat untuk berinvestasi pada aset dengan resiko tinggi seperti saham.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari China dan Hong Kong.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Most Popular