Pembukaan Pasar Spot: Rupiah Melemah Paling Dalam di Asia

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
28 March 2019 08:58
Pembukaan Pasar Spot: Rupiah Melemah Paling Dalam di Asia
Foto: Seorang pedagang mata uang bekerja di dekat layar yang menunjukkan nilai tukar mata uang asing di ruang transaksi pertukaran mata uang asing di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 7 Februari 2019. Foto AP / Lee Jin-man
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah langsung terdepresiasi melawan dolar AS pada pembukaan perdagangan di pasar spot hari ini. Mata uang Garuda melemah 0,18% ke level Rp 14.215/dolar AS.

Sejatinya, mayoritas mata uang negara-negara Asia lainnya juga melemah melawan dolar AS. Namun, tak ada yang melemah sedalam rupiah sehingga rupiah resmi menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan regional.



Dolar AS selaku safe haven menjadi incaran investor seiring dengan keyakinan yang kian besar bahwa AS akan masuk ke dalam jurang resesi.

Pada hari Jumat kemarin (22/3/2019), terjadi inversi pada obligasi AS tenor 3 bulan dan 10 tahun.Inversi merupakan sebuah fenomena di mana yield obligasi tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang. Padahal dalam kondisi normal, yield tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek.

Melansir data dari Refinitiv, pada penutupan perdagangan tanggal 22 Maret 2019, yield obligasi AS tenor 3 bulan berada di level 2,462%, sementara untuk tenor 10 tahun berada di level 2,455%.

Inversi pada tenor 3 bulan dan 10 tahun merupakan konfirmasi dari potensi datangnya resesi di AS. Pasalnya dalam 3 resesi terkahir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada tenor 3 bulan dan 10 tahun yang sebelumnya didahului inversi pada tenor 3 dan 5 tahun. Berbicara mengenai inversi pada tenor 3 dan 5 tahun, hal ini sudah terjadi pada 3 Desember 2018 silam.

Jika pada hari Jumat yield obligasi AS tenor 3 bulan lebih tinggi sebesar 0,7 bps dari yield obligasi AS tenor 10 tahun, pada penutupan perdagangan kemarin (27/3/2019) nilainya sudah melonjak menjadi 7 bps. Kemudian pada perdagangan hari ini, nilainya kembali naik menjadi 9,2 bps.



Inversi yang semakin parah tersebut (yield tenor 3 bulan semakin meninggalkan yield tenor 10 tahun) mengindikasikan bahwa pelaku pasar kian yakin AS akan masuk ke dalam jurang resesi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular