
Pasokan Berpotensi Menipis, Harga Minyak Terangkat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
26 March 2019 08:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah pada perdagangan Selasa pagi ini (26/3/2019) masih menguat, didorong oleh pasokan yang berpotensi semakin ketat.
Hingga pukul 8:40 WIB, harga minyak Brent kontrak Mei naik 0,39% ke posisi US$ 67,47/barel, setelah menguat 0,27% pada perdagangan Senin kemarin (25/3/2019).
Adapun jenis light sweet (WTI) kontrak Mei terangkat 0,83% ke level US$ 59,31/barel, setelah anjlok 0,25% kemarin.
Selama sepekan, harga Brent tercatat amblas 0,21%, sedangkan WTI naik 0,47% secara point-to-point. Akan tetapi sejak awal tahun, keduanya telah terdongkrak dengan nilai rata-rata sebesar 28,01%.
Harga minyak masih mendapat dorongan yang kuat dari aksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel/hari.
Kebijakan OPEC+ (OPEC dan sekutunya) tersebut akan terus berlangsung hingga tengah tahun ini. Bahkan diprediksi masih akan terus dilanjutkan hingga akhir tahun 2019.
Saat pasokan minyak global dikurangi, maka keseimbangan fundamental dapat diperbaiki.
Namun perlambatan ekonomi global dan peningkatan produksi dari Amerika Serikat (AS) juga memberikan tekanan pada pergerakan harga minyak.
Pasalnya kala ekonomi global melambat, maka pertumbuhan permintaan minyak dapat terpangkas, atau bahkan terkontraksi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Hingga pukul 8:40 WIB, harga minyak Brent kontrak Mei naik 0,39% ke posisi US$ 67,47/barel, setelah menguat 0,27% pada perdagangan Senin kemarin (25/3/2019).
Adapun jenis light sweet (WTI) kontrak Mei terangkat 0,83% ke level US$ 59,31/barel, setelah anjlok 0,25% kemarin.
Harga minyak masih mendapat dorongan yang kuat dari aksi Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel/hari.
Kebijakan OPEC+ (OPEC dan sekutunya) tersebut akan terus berlangsung hingga tengah tahun ini. Bahkan diprediksi masih akan terus dilanjutkan hingga akhir tahun 2019.
Saat pasokan minyak global dikurangi, maka keseimbangan fundamental dapat diperbaiki.
Namun perlambatan ekonomi global dan peningkatan produksi dari Amerika Serikat (AS) juga memberikan tekanan pada pergerakan harga minyak.
Pasalnya kala ekonomi global melambat, maka pertumbuhan permintaan minyak dapat terpangkas, atau bahkan terkontraksi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset
Most Popular