Analisis Teknikal

Tenggelam Bersama Bursa Asia, IHSG Takut AS Resesi

Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 March 2019 17:16
Sementara untuk tenor panjang 10 tahun adalah 2,439%. Akibatnya investor pasar saham cenderung melepas portofolio sahamnya.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam hingga 1,75% ke level 6.411 pada awal pekan, Senin (25/3/2019). IHSG tenggelam bersama dengan bursa-bursa utama Asia yang juga terkoreksi.

Indeks Nikkei 225 Jepang di tutup turun 3,01%, Kospi Korea Selatan koreksi 1,92%, Hang Seng Hong Kong koreksi 2,03%) dan Shanghai China turun 1,97%. Saham-saham tersebut dilepas investor karena khawatir akan ekonomi global yang kurang kondusif. Pasar obligasi di AS dikabarkan mengalami inversi terbalik (inverted yield curve).

Pada pukul 10:21 WIB hari ini, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,45%. Sementara untuk tenor panjang 10 tahun adalah 2,439%. Akibatnya investor pasar saham cenderung melepas portofolio sahamnya.

Dari dalam negeri, sektor konsumer menjadi pemberat utama IHSG dengan pelemahan 2,77% atau menyumbang pelemahan sebanyak 36 poin.

Saham-saham sektor konsumer yang paling menjadi pemberat yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur/ICBP (-8,96%), PT Unilever Indonesia (-2,49%), PT Gudang Garam/GGRM (4,77%), PT H.M. Sampoerna (-1,32%) dan PT Indofood Sukses Makmur/INDF (-8,45%).

Sektor keuangan menjadi pemberat selanjutnya dengan melemah 1,49% dan menyumbang 30 poin pelemahan.

Saham-saham keuangan yang paling memberatkan yakni PT Bank Mandiri/BMRI (-3,02), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (-1,48%), PT Bank Negara Indonesia/BBNI(-3,65%), PT Bank Central Asia/BBCA (-0,73%) dan PT Bank Panin/PNBN (-3,38%).

Secara teknikal, pelemahan cukup dalam yang terjadi pada IHSG hari ini mulai terlihat ketika dibuka dengan penurunan (gap down) sebesar 0,79%.
Anjlok 1,74% Bersama Bursa Asia, Pelemahan IHSG Masih terbukaSumber: JKSE (Refinitiv)
Persilangan turun (dead cross) mulai terbentuk hari ini menurut indikator teknikal moving average convergence and divergence (MACD).

Potensi pelemahan IHSG esok hari berpotensi masih berlanjut karena IHSG belum memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold), menurut indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar pada grafik.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular