Rupiah Loyo di Kurs Tengah BI, Lemas di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 March 2019 10:31
Rupiah Loyo di Kurs Tengah BI, Lemas di Pasar Spot
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Kinerja rupiah di pasar spot sama saja, tidak bisa berbuat banyak di hadapan dolar AS.

Pada Jumat (22/3/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.157. Rupiah melemah 0,39% dibandingkan posisi sehari sebelummya. 

Sedangkan di pasar spot, rupiah juga melemah di hadapan greenback. Pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.160. Rupiah melemah 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah agak menipis. Pada pukul 10:10 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.155 di mana rupiah melemah 0,14%. 

Pelemahan rupiah hari ini sebenarnya termaklumkan. Sebab, mata uang Tanah Air sudah menguat selama 5 hari beruntun. Tanpa sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri, yang ada rupiah tertekan karena aksi ambil untung (profit taking). 


Tidak hanya rupiah, sebagian besar mata uang utama Asia pun sulit menghadapi dolar AS. Selain rupiah, mata uang yang melemah adalah yuan China, rupee India, won Korea Selaran, dolar Singapura, dan dolar Taiwan.

Won menjadi mata uang terlemah di Asia, dan rupiah menjadi runner-up dari bawah.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:14 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS bangkit setelah kemarin ditekan habis-habisan di Asia. Sepertinya investor mulai move on dari hasil rapat The Federal Reserve/The Fed kemarin. 

Jerome 'Jay' Powell dkk memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5%. The Fed juga mengubah dot plot (arah suku bunga hingga janga menengah) di mana diperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga acuan sampai akhir 2019. 

Kemarin dolar tertekan karena sentimen ini. Namun sepertinya hari ini sudah kurang laku, dan pelaku pasar kembali memburu dolar AS yang sudah murah. 

Selain itu, data ketenagakerjaan AS yang ciamik juga membuat investor kembali meminati mata uang Negeri Paman Sam. Pada pekan yang berakhir 16 Maret, jumlah klaim tunjangan pengangguran turun 9.000 menjadi 221.000. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di angka 225.000. 

Artinya kondisi pasar tenaga kerja Negeri Adidaya masih kuat. Ekonomi masih menunjukkan geliat dan mampu menciptakan lapangan kerja. 


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular