
Hang Seng Bergairah, Tapi Shanghai Lemah Lesu
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
22 March 2019 08:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka stagnan masih di level penutupan kemarin 3.101,46 pada saat indeks Hang Seng naik 0,35% ke level 29.173,33. Indeks bursa saham acuan Tiongkok (Shanghai) benar-benar memilih sikap bertahan selama tiga hari pembukaan perdagangan.
Berita dari Bank Sentral AS/The Fed yang memutuskan untuk tidak menaikan suku bunga acuannya harusnya dapat menjadi motor penggerak bagi pelaku pasar. Akan tetapi, bom waktu bisa tiba-tiba saja meledak, jika ternyata China benar-benar menunjukkan sikap mundur dari negosiasi dagang dengan AS.
Pada 28-29 Maret, perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan berkunjung ke Beijing untuk ronde lanjutan negosiasi dagang AS-China.
Beijing memang menunjukkan keinginan untuk meningkatkan permintaan atas produk komoditas AS, namun beberapa analis mengatakan bahwa pihak Xi Jinping kemungkinan besar akan enggan untuk menyetujui permintaan produk AS yang nantinya akan melemahkan kekuatan partai Komunis.
Salah satu permintaan Negeri Paman Sam adalah penghilangan subsidi pemerintah ke perushaan-perusahaan domestik, sehingga perdaganan benar-benar mengikuiti mekanisme pasar. Namun, jika ini dilakukan China, maka partai komunis akan kehilangan kekuatannya untuk mengontrol perusahaan raksasa China, dilansir dari Straits Times.
Di lain pihak, bursa di Hong Kong nampaknya tidak mengambil pusing berbagai spekulasi yang muncul dari analis terkait negosiasi dagang AS-China. Negeri kelahiran Andy Lau memilih untuk menikmati keputusan The Fed dan tetap menggelontorkan dananya di pasar saham.
Pada hari ini, pukul 03:30 WIB, Hong Kong akan merilis data transaksi berjalan kuartal empat tahun 2018 yang akan diumumkan pukul 15:30 WIB.
Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun lalu, Hong Kong mencatatkan surplus neraca berjalan namun nilainya turun jika dibandingkan dengan kuartal ke-3 tahun 2017.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Berita dari Bank Sentral AS/The Fed yang memutuskan untuk tidak menaikan suku bunga acuannya harusnya dapat menjadi motor penggerak bagi pelaku pasar. Akan tetapi, bom waktu bisa tiba-tiba saja meledak, jika ternyata China benar-benar menunjukkan sikap mundur dari negosiasi dagang dengan AS.
Pada 28-29 Maret, perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan berkunjung ke Beijing untuk ronde lanjutan negosiasi dagang AS-China.
Salah satu permintaan Negeri Paman Sam adalah penghilangan subsidi pemerintah ke perushaan-perusahaan domestik, sehingga perdaganan benar-benar mengikuiti mekanisme pasar. Namun, jika ini dilakukan China, maka partai komunis akan kehilangan kekuatannya untuk mengontrol perusahaan raksasa China, dilansir dari Straits Times.
Di lain pihak, bursa di Hong Kong nampaknya tidak mengambil pusing berbagai spekulasi yang muncul dari analis terkait negosiasi dagang AS-China. Negeri kelahiran Andy Lau memilih untuk menikmati keputusan The Fed dan tetap menggelontorkan dananya di pasar saham.
Pada hari ini, pukul 03:30 WIB, Hong Kong akan merilis data transaksi berjalan kuartal empat tahun 2018 yang akan diumumkan pukul 15:30 WIB.
Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun lalu, Hong Kong mencatatkan surplus neraca berjalan namun nilainya turun jika dibandingkan dengan kuartal ke-3 tahun 2017.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau
Most Popular