Cerita Penguatan Rupiah yang Bikin Bangga

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 March 2019 08:45
Nilai tukar rupiah kembali membuat dolar Amerika Serikat (AS) bertekuk lutut kemarin.
Foto: Ilustrasi Rupiah dan Dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali membuat dolar Amerika Serikat (AS) bertekuk lutut kemarin, Kamis (21/3/2019). Sepanjang hari sebelum penutupan pasar, rupiah bertengger di puncak klasemen.

Pada Kamis (21/3/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.135 kala penutupan perdagangan pasar spot. Mata uang Garuda menguat 0,32% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Pergerakan rupiah sepanjang kemarin memang cukup membanggakan. Rupiah menjadi satu-satunya mata uang di antara mata uang negara kawasan yang berhasil menguat terhadap greenback.

Keperkasaan rupiah bahkan sempat membawa dolar AS lengser ke bawah level Rp 14.100, meskipun tak lama setelahnya dolar AS mulai bisa melawan balik dan membuat apresiasi rupiah kian menipis.


Rupiah yang sempat berada di urutan teratas harus rela digeser oleh Peso Filipina yang menjadi mata uang terkuat di Asia. Rupiah harus puas menempati posisi kedua.

Apresiasi rupiah yang menipis nampaknya terkena aksi ambil untung (profit taking) karena apresiasinya yang sudah lumayan tajam dan membuat investor tergoda mencairkan cuan.

Belum lagi, ditambah dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di level 6%, sejalan dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.

Cerita Penguatan Rupiah yang Bikin BanggaFoto: Petugas memeriksa uang di cash Center Plaza Mandiri (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pelaku pasar sepertinya sudah bersiap-siap sebelum pengumuman bunga acuan. Investor, memutuskan untuk melepas rupiah saat apa yang terjadi dengan sesuai ekspektasi. Buy the rumour, sell the news.

Di samping itu, dolar AS yang sempat tertekan lantaran sinyal arah kebijakan moneter The Fed yang lunak (dovish), berhasil kembali menguat dan sedikit mengurangi apresiasi sejumlah mata uang negara utama.

Para investor pun kembali tertarik mengoleksi dolar AS karena pelemahannya yang sudah cukup dalam akhir-akhir ini. Sepekan terakhir, Dollar Index melemah 0,76%, dan satu bulan ke belakang terkoreksi 0,48%.

Rupiah memang gagal menjadi yang terbaik di Asia kemarin. Namun, ada hal yang patut dibanggakan yakni penguatan rupiah sudah terjadi selama 5 hari beruntun dan ini terakhir kali terjadi di 22-29 Januari.
(prm/prm) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular