
Analisis Teknikal
Jelang Akhir Pekan, Sinyal Penguatan IHSG Tampak Jelas
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 March 2019 08:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin membukukan penguatan 0,29% ke level 6.501, Jumat (22/3/2019). Untuk hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi secara teknikal IHSG berpotensi menguat, yang ditopang faktor eksternal dan internal.
Tiga indeks utama bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir dengan penguatan. Dow Jones naik 0,84%, S&P 500 melonjak 1,08%, dan Nasdaq Composite terbang 1,42%.
Sentimen datang dari data klaim tunjangan pengangguran yang turun 9.000 menjadi 221.000. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di angka 225.000.
Selain itu kabar dari Eropa membawa berita bahagia. Donald Tusk, Presiden Dewan Uni Eropa, mengungkapkan bahwa 27 negara Uni Eropa sepakat untuk mengabulkan permintaan Inggris yang meminta perpanjangan waktu pelaksanaan Brexit. Seharusnya Brexit terlaksana 29 Maret ini.
Melalui cuitan di Twitter, Tusk menyebut bahwa 27 negara Uni Eropa secara aklamasi menyetujui perpanjangan waktu sampai 22 Mei, jika proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris pekan depan. Jika tidak ada persetujuan dari parlemen pekan depan, extra time hanya berlaku sampai 12 April.
Dari dalam negeri, sektor industri dasar dan properti menjadi penggerak utama IHSG kemarin. Sentimen positif terhadap kedua sektor tersebut datang dari kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%.
Maklum, jika suku bunga dinaikkan akan membebani masyarakat yang mencicil rumah menggunakan instrumen KPR.
Secara teknikal, IHSG masih kokoh di jalur kenaikan jangka pendeknya. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama 5 hari (moving average five/MA5).
Ruang penguatan IHSG masih terbuka dikarenakan belum jenuh beli (overbought), berdasarkan indikator teknikal bersifat momentum yakni Relative Strength Index (RSI).
Terbentuknya pola cenderung flat (doji) pada grafik memang menandakan IHSG sedang berkonsolidasi, namun melihat trennya IHSG masih cenderung naik.
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tiga indeks utama bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir dengan penguatan. Dow Jones naik 0,84%, S&P 500 melonjak 1,08%, dan Nasdaq Composite terbang 1,42%.
Sentimen datang dari data klaim tunjangan pengangguran yang turun 9.000 menjadi 221.000. Lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan di angka 225.000.
Melalui cuitan di Twitter, Tusk menyebut bahwa 27 negara Uni Eropa secara aklamasi menyetujui perpanjangan waktu sampai 22 Mei, jika proposal Brexit disetujui oleh parlemen Inggris pekan depan. Jika tidak ada persetujuan dari parlemen pekan depan, extra time hanya berlaku sampai 12 April.
Dari dalam negeri, sektor industri dasar dan properti menjadi penggerak utama IHSG kemarin. Sentimen positif terhadap kedua sektor tersebut datang dari kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%.
Maklum, jika suku bunga dinaikkan akan membebani masyarakat yang mencicil rumah menggunakan instrumen KPR.
Secara teknikal, IHSG masih kokoh di jalur kenaikan jangka pendeknya. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas rata-rata nilainya selama 5 hari (moving average five/MA5).
![]() |
Terbentuknya pola cenderung flat (doji) pada grafik memang menandakan IHSG sedang berkonsolidasi, namun melihat trennya IHSG masih cenderung naik.
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular