Impresif, Euro Bertengger Level Tertinggi dalam 6 Pekan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 March 2019 14:06
kurs euro melanjutkan performa impresifnya di perdagangan sesi Asia Kamis
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat tajam pada perdagangan Rabu (20/3/19) kemarin, kurs euro melanjutkan performa impresifnya di perdagangan sesi Asia Kamis (21/3/19). Tercatat pada perdagangan Rabu euro menguat terhadap dolar sebesar 0,65% menjadi 1,1423 mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Selain itu mata uang 19 negara di Eropa ini juga membukukan kenaikan dalam delapan dari sembilan hari perdagangan. Euro kini berada di level tertinggi enam pekan, dan sempat menguat ke level 1,1436 sebelum terkoreksi dan bergerak di kisaran 1,1421 pada pukul 12:12 WIB.

Sikap dovish Federal Reserve (The Fed) AS menjadi momentum penguatan baru bagi euro. The Fed kini sejalan dengan European Central Bank (ECB) yang terlebih dahulu bersikap dovish.

Dalam pengumuman kebijakan moneter pukul 1:00 WIB dini hari tadi, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini. Hanya berselang tiga bulan ketika Bank Sentral AS tersebut masih sangat optimis jika suku bunga atau Federal Funds Rate (FFR) akan naik dua kali di 2019.

Selain mempertahankan suku bunga acuan, The Fed juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS. Untuk tahun ini, perekonomian AS diprediksi akan tumbuh 2,1% atau lebih rendah 0,2% dibandingkan dengan proyeksi yang diberikan akhir 2018 lalu.

Inflasi, yang merupakan salah satu acuan The Fed untuk menaikkan suku bunga juga diturunkan proyeksinya menjadi 1,8% dari sebelumnya 1,9%. Dari sektor pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran tahun ini diperkirakan sebesar 3,7% lebih tinggi dari proyeksi Desember 2018 lalu sebesar 3,5%.

Sebagai informasi, tingkat suku bunga di AS per Februari sebesar 3,8%, meski diperkirakan bisa lebih rendah lagi yakni 3,7% di tahun ini, namun tetap saja hal tersebut tidak bisa menahan The Fed untuk bersikap dovish.

Sebelum The Fed, tepat dua pekan lalu ECB terlebih dahulu bersikap dovish dengan menyatakan hal yang sama, suku bunga tidak akan naik di tahun ini.

Padahal sebelumnya Gubernur ECB, Mario Draghi, mengindikasikan akan menaikkan suku bunga atau mengetatkan moneter di kuartal-IV tahun ini. Dampaknya ketika itu kurs euro anjlok hingga ke level terendah 21 bulan.  

TIM RISET CNBC

(pap/hps) Next Article Poundsterling Genting, Begini Potensi Cuannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular