Berhasil! Rupiah Menguat 3 Hari Beruntun!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2019 16:48
Berhasil! Rupiah Menguat 3 Hari Beruntun!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah sah menguat 3 hari berturut-turut. 

Pada Selasa (19/3/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.225 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Saat pembukaan pasar, rupiah menguat 0,18%. Namun setelah itu memang apresiasi rupiah cenderung berkurang. Untungnya rupiah masih bisa finis di jalur hijau. 


Dengan penguatan ini, rupiah resmi menguat selama 3 hari beruntun. Pencapaian yang agak langka belakangan ini, kali terakhir terjadi pada 22-26 Februari 2019. 

 


Rupiah tidak sendiri, karena sebagian mata uang Asia pun menguat di hadapan dolar AS. Won Korea Selatan menjadi yang terbaik di Benua Kuning, disusul oleh yen Jepang di posisi kedua dan ringgit di peringkat ketiga. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:24 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar AS memang masih tertekan sejak kemarin, tidak hanya di Asia tetapi juga secara global. Pada pukul 16:27 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,16%. 

Investor menjauhi dolar AS seiring penantian terhadap rapat bulanan komite pengambil kebijakan Bank Sentral Negeri Paman Sam, The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). Suku bunga acuan diperkirakan bertahan di 2,25-2,5% dengan probabilitas mencapai 98,7% menurut CME Fedwatch.

Soal suku bunga sebenarnya sudah ketaker, sehingga pelaku pasar lebih menantikan pengumuman berikutnya yaitu pembacaan terkini mengenai prospek perekonomian AS dan arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Ada satu indikator yang akan benar-benar dipelototi oleh pasar yaitu dot plot atau arah suku bunga acuan sampai jangka menengah. 

Saat ini, dot plot The Fed menunjukkan suku bunga acuan pada akhir 2019 berada di median 2,875%. Dengan Federal Funds Rate yang sekarang di median 2,375% maka butuh setidaknya kenaikan 50 basis poin (bps) atau dua kali lagi masing-masing 25b bps. 

Dot plot teranyar disusun Desember 2018, dan bisa saja diubah dalam rapat The Fed bulan ini. Jika The Fed median dalam dot plot diturunkan, maka bisa jadi hanya akan ada sekali kenaikan pada 2019 atau malah tidak ada sama sekali. 


Peluang kenaikan suku bunga acuan yang semakin samar-samar membuat dolar AS jadi kurang seksi. Jadilah investor keluar dari dolar AS, dan aliran modal menyebar ke segala penjuru termasuk ke Indonesia. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) boleh ditutup melemah 0,45% di perdagangan hari ini. Namun investor asing tetap masuk ke Bursa Efek Indonesia dan mencatat beli bersih Rp 170,45 miliar.

Tidak hanya di pasar saham, arus modal pun sepertinya masuk ke pasar obligasi pemerintah. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 0,2 bps. Penurunan yield adalah pertanda harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular