
Investor Yakin Damai Dagang Mendekat, Wall Street Bakal Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 March 2019 20:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan cenderung dibuka menguat pada perdagangan pertama di pekan ini: kontrak futures S&P 500 dan Nasdaq Composite mengimplikasikan kenaikan masing-masing sebesar 4 dan 9 poin, sementara indeks Dow Jones diimplikasikan turun sebesar 39 poin.
Mesranya hubungan AS-China di bidang perdagangan masih menjadi motor utama penguatan Wall Street. Xinhua News Agency pada hari Jumat (15/3/2019) melaporkan bahwa AS dan China telah membuat perkembangan yang konkret terkait penulisan kesepakatan dagang kedua negara, seperti dilansir dari South China Morning Post.
Xinhua yang merupakan media milik pemerintah China tersebut juga menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbicara dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Kamis (14/3/2019) melalui sambungan telepon.
Sementara itu, langkah konkret yang diambil pemerintah China kian memantik optimisme investor bahwa kesepakatan dagang bisa segera dicapai. Dalam pidato di sidang tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan bahwa pemerintah akan menerapkan aturan baru mengenai investasi. Dalam aturan tersebut, China berkomitmen untuk melindungi investasi (termasuk asing) dan tidak akan mewajibkan transfer teknologi.
Aturan ini sudah disahkan oleh parlemen dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2020. Sebelumnya, permasalahan transfer teknologi secara paksa memang menjadi salah satu penyebab utama dari perang dagang kedua negara.
Pada hari Jumat di AS, produksi industri periode Februari 2019 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,4% MoM, seperti dikutip dari Forex Factory.
Rilis data tersebut membuktikan bahwa perang dagang dengan China sudah menekan laju perekonomiannya sendiri. Jika kesepakatan dagang benar bisa dicapai nantinya, tentu perekonomian Negeri Paman Sam akan bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.
Pada hari ini, tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an
Mesranya hubungan AS-China di bidang perdagangan masih menjadi motor utama penguatan Wall Street. Xinhua News Agency pada hari Jumat (15/3/2019) melaporkan bahwa AS dan China telah membuat perkembangan yang konkret terkait penulisan kesepakatan dagang kedua negara, seperti dilansir dari South China Morning Post.
Xinhua yang merupakan media milik pemerintah China tersebut juga menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbicara dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Kamis (14/3/2019) melalui sambungan telepon.
Aturan ini sudah disahkan oleh parlemen dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2020. Sebelumnya, permasalahan transfer teknologi secara paksa memang menjadi salah satu penyebab utama dari perang dagang kedua negara.
Pada hari Jumat di AS, produksi industri periode Februari 2019 diumumkan hanya tumbuh tipis 0,1% MoM, jauh di bawah konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,4% MoM, seperti dikutip dari Forex Factory.
Rilis data tersebut membuktikan bahwa perang dagang dengan China sudah menekan laju perekonomiannya sendiri. Jika kesepakatan dagang benar bisa dicapai nantinya, tentu perekonomian Negeri Paman Sam akan bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.
Pada hari ini, tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/wed) Next Article Video: Wall Street Berdarah-darah, IHSG Tumbang ke 6.700-an
Most Popular