Rupiah Masih Menguat Sih, Tapi Tersalip Terus

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2019 12:28
Rupiah Masih Menguat <i>Sih</i>, Tapi Tersalip Terus
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun rupiah semakin tertinggal dari mata uang utama Asia lainnya. 

Pada Senin (18/3/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.230. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Seiring perjalanan pasar, apresiasi rupiah agak berkurang. Pada pukul 12:06 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.235 di mana rupiah menguat 0,14%. 

Kala pembukaan pasar, rupiah duduk di posisi puncak klasemen mata uang Asia. Namun perlahan mata uang lain mulai melaju lebih kencang sehingga rupiah tersalip berkali-kali. 


Kini won Korea Selatan menjadi mata uang terbaik di Benua Kuning. Disusul oleh ringgit Malaysia dan dolar Taiwan. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:07 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah dan mata uang Asia lainnya berhasil memanfaatkan kondisi dolar AS yang sedang defensif. Pada pukul 12:10 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,11%. 

Dolar AS semakin mendem mendekati pelaksanaan rapat bulanan komite pengambil kebijakan The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). Mengutip CME Fedwatch, peluang Jerome 'Jay' Powell dan rekan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5% mencapai 98,7%. 

Tidak hanya itu, pelaku pasar juga memperkirakan The Fed kembali melontarkan pernyataan bernada dovish alias kalem. Dalam beberapa waktu terakhir, kata "sabar" sering terlontar dari mulut para pejabat The Fed jika bicara soal kenaikan suku bunga. Kemungkinan besar kata itu kembali muncul dalam hasil rapat FOMC bulan ini. 


Tanpa didukung oleh prospek kenaikan suku bunga acuan, dolar AS pun mundur teratur. Berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik sehingga mata uang Negeri Paman Sam terpapar aksi jual. 

Di sisi lain, perkembangan di pasar komoditas juga positif buat rupiah. Pada pukul 12:19 WIB, harga minyak jenis brent dan light sweet masih terkoreksi masing-masing 0,22% dan 0,41%. 


Bagi rupiah, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia adalah negara net importir minyak, mau tidak mau harus mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi domestik yang tidak memadai. 

Penurunan harga minyak tentu membuat biaya impor komoditas ini menjadi lebih murah. Ini membuat tekanan di neraca perdagangan akan berkurang, dan nantinya merambat ke perbaikan di pos transaksi berjalan (current account). Dengan transaksi berjalan yang lebih kuat, meski masih defisit, rupiah punya fondasi yang kuat sehingga tidak mudah terombang-ambing.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular