Dolar Lesu Tunggu Rapat The Fed, Rupiah (Masih) Terbaik Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 March 2019 09:21
Dolar Lesu Tunggu Rapat The Fed, Rupiah (Masih) Terbaik Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah pun masih menjadi mata uang terbaik Asia. 

Pada Senin (18/3/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.240. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Kala pembukaan pasar, apresiasi rupiah masih 0,17%. Selepas itu, penguatan rupiah terus tergerus meski belum sampai melemah. 


Walau demikian, posisi rupiah di puncak klasemen mata uang utama Asia belum tergoyahkan. Dalam hal menguat terhadap dolar AS, rupiah masih yang terbaik di Asia. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:08 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah mampu memanfaatkan tekanan yang dialami oleh dolar AS. Pada pukul 09:10 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,04%. 

Jelang pertemuan komite pengambil kebijakan The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) pada Selasa-Rabu waktu setempat, sepertinya investor memilih menunggu. Apalagi peluang Jerome 'Jay' Powell mempertahankan suku bunga acuan masih sangat besar. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan Federal Funds Rate untuk ditahan di 2,25-2,5% mencapai 98,7%.  

Tidak hanya itu, investor juga mengantisipasi The Fed akan kembali mengeluarkan kata "sabar" seperti bulan lalu. Melihat perekonomian AS yang berpotensi melambat, The Fed memang punya ruang untuk bersabar sebelum mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan. 

"The Fed sepertinya akan mempertahankan posisi dovish dengan memberi pesan 'sabar' sampai Juni. Mendekati September, kami memperkirakan The Fed akan menghapus kata 'sabar' dan mulai menguji pasar dengan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan," tulis kajian Bank of America Merrill Lynch. 

Artinya, setidaknya sampai September posisi dolar AS akan kurang menguntungkan. Tanpa dukungan kenaikan suku bunga acuan, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS menjadi kurang menarik. Mata uang Negeri Paman Sam masih akan rentan terkena aksi lepas. 


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular