Miris! Ekspor Indonesia Februari Terendah Sejak Juni 2017

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 March 2019 12:20
Nilai ekspor Indonesia pada bulan lalu merupakan yang terendah sejak Juni 2017.
Foto: Ekspor Perdana Kuala Tanjung. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada hari ini Jumat (15/3/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional periode Februari 2019. Sepanjang bulan lalu, ekspor terkontraksi 11,33% secara tahunan, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yakni kontraksi sebesar 4,26%. Nilai ekspor Indonesia pada bulan lalu adalah US$ 12,53 miliar.

Sementara itu, impor anjlok hingga 13,98% YoY, berbanding terbalik dengan konsensus yang mengekspektasikan kenaikan sebesar 0,4% YoY. Nilai impor Indonesia pada bulan lalu adalah US$ 12,2 miliar.

Alhasil, neraca dagang membukukan surplus senilai US$ 330 juta. Memang jauh lebih baik dari ekspektasi yakni defisit senilai US$ 841 juta, namun surplus tersebut dihasilkan oleh penurunan impor yang lebih dalam daripada penurunan ekspor.

Jika dirunut, nilai ekspor Indonesia pada bulan lalu merupakan yang terendah sejak Juni 2017.


Sementara untuk impor, nilainya menjadi yang terendah sejak Juni 2018.


Lebih mirisnya lagi, Juni 2017 dan Juni 2018 merupakan periode jatuhnya hari raya Idul Fitri yang membuat hari kerja menjadi terpangkas secara signifikan. Wajar jika nilai ekspor dan impor menjadi rendah pada Juni 2017 dan Juni 2018.

Lantas, rendahnya angka ekspor-impor Indonesia pada bulan lalu (ketika hari kerja relatif banyak) menjadi hal yang patut diwaspadai. Hal ini mengindikasikan tekanan yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Mengecewakannya kinerja ekspor sepanjang bulan lalu dipicu oleh kontraksi pada kedua pos pembentuknya, yakni migas dan non-migas. Sepanjang Februari 2019, ekspor migas anjlok 21,75% YoY, sementara ekspor non-migas melemah 10,19% YoY.

Dari sisi impor, terdapat tekanan bagi seluruh golongan penggunaan barang: impor barang konsumsi anjlok 26,94% YoY, impor bahan baku terkontraksi 15,04% YoY, dan impor barang modal turun 0,8% YoY.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/dru) Next Article Neraca Dagang 2019 Masih Berdarah-darah

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular