
Analisis Teknikal
IHSG Mampu Menguat 0,56%, Waspada Data Neraca Dagang Esok
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 March 2019 17:16

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatan dengan kenaikan 35 poin atau menguat 0,56% ke level 6.413, Kamis (14/3/2019).
Investor, khususnya lokal kembali masuk ke portofolio saham karena melihat kondisi global yang semakin membaik. Sedangkan investor asing masih cenderung melepas saham miliknya dengan mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 249 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak di lepas asing pada hari ini yakni, TLKM (Rp 146 miliar), BBCA (Rp 90 miliar), UNTR (Rp 88 miliar), JPFA (Rp 54 miliar).
Untuk esok hari, pelaku pasar akan dihadapkan pada data Neraca dagang yang rencana akan di rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11:00 WIB.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 4,26% year-on-year (YoY), impor naik tipis 0,4% YoY, dan neraca perdagangan minus US$ 841 juta.
Apabila neraca dagang Februari kembali defisit, maka Indonesia mengalami defisit selama 5 bulan beruntun. Ini akan menjadi rentetan defisit dagang terpanjang, sebelumnya RI pernah mengalami defisit 4 bulan beruntun yang terjadi pada Agustus-November 2014.
Jika di lihat secara teknikal, sebenarnya IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang terlihat pada grafik. Pola bintang pagi (morning star) mulai terlihat. Pola tersebut merupakan pola pembalikan arah (reversal) dari turun menjadi naik.
IHSG juga terlihat mulai keluar dari tekanan jangka pendek karena posisinya mulai bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
level jenuh jual (overbought) terlihat mulai ditinggalkan karena IHSG sudah mulai bangkit, berdasarkan analisa indikator teknikal yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar yakni stochastik slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Parkir di Zona Hijau, Sesi II IHSG Diprediksi Bisa Bertahan
Investor, khususnya lokal kembali masuk ke portofolio saham karena melihat kondisi global yang semakin membaik. Sedangkan investor asing masih cenderung melepas saham miliknya dengan mencatatkan penjualan bersih (net sell) Rp 249 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak di lepas asing pada hari ini yakni, TLKM (Rp 146 miliar), BBCA (Rp 90 miliar), UNTR (Rp 88 miliar), JPFA (Rp 54 miliar).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi alias minus 4,26% year-on-year (YoY), impor naik tipis 0,4% YoY, dan neraca perdagangan minus US$ 841 juta.
Apabila neraca dagang Februari kembali defisit, maka Indonesia mengalami defisit selama 5 bulan beruntun. Ini akan menjadi rentetan defisit dagang terpanjang, sebelumnya RI pernah mengalami defisit 4 bulan beruntun yang terjadi pada Agustus-November 2014.
Jika di lihat secara teknikal, sebenarnya IHSG mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang terlihat pada grafik. Pola bintang pagi (morning star) mulai terlihat. Pola tersebut merupakan pola pembalikan arah (reversal) dari turun menjadi naik.
![]() |
level jenuh jual (overbought) terlihat mulai ditinggalkan karena IHSG sudah mulai bangkit, berdasarkan analisa indikator teknikal yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar yakni stochastik slow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Parkir di Zona Hijau, Sesi II IHSG Diprediksi Bisa Bertahan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular