Analisis Teknikal
Tak Berdaya di Sesi I, IHSG Berpotensi Bangkit di Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 March 2019 12:43
Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan tipis 0,14% ke level 6.373 pada penutupan sesi I, Senin (11/3/2019). Pergerakan IHSG berlawanan dengan Bursa Utama Asia yang cenderung menguat.
Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,42%, Shanghai China loncat 1,22%, Hang Seng Hong Kong naik 0,66%, Kospi Korea Selatan masih terkoreksi 0,21%.
Sementara IHSG terbebani sejumlah sektor yang melemah. Industri dasar menjadi pemberat utama dengan pelemahan 0,68% dengan sumbangan 4 poin pelemahan bagi IHSG, di susul perdagangan yang melemah 0,43% dengan 3 poin sumbangan pelemahan.
Perdagangan tampak sepi dengan hanya mencatatkan transaksi Rp 3 triliun, lebih kecil dari nilai setengah sesi kemarin yang mencapai Rp 4,47 triliun. Investor asing juga tampak lebih banyak menjual dengan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 127 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak di lepas asing, yakni BMRI (Rp 58 miliar), ASII (Rp 28 miliar), LPPF (Rp 25 miliar), PGAS (Rp 23 miliar), BBCA (Rp 20 miliar).
Secara teknikal, IHSG pada sesi II tampaknya masih berfluktuasi dengan potensi menguat. Berdasarkan grafik harian (intraday chart), IHSG mulai bergerak naik (higher high) meski terjadi secara perlahan.
Terbentuknya pola black candle pada grafik menunjukkan bahwa IHSG cenderung melemah. Hal ini juga diperkuat dari posisi IHSG yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Ruang pelemahan IHSG semakin terbatas karena telah memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold) menurut indikator teknikal stochastic slow yang bersifat momentum yang mengukur tingkat kejenuhan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,42%, Shanghai China loncat 1,22%, Hang Seng Hong Kong naik 0,66%, Kospi Korea Selatan masih terkoreksi 0,21%.
Sementara IHSG terbebani sejumlah sektor yang melemah. Industri dasar menjadi pemberat utama dengan pelemahan 0,68% dengan sumbangan 4 poin pelemahan bagi IHSG, di susul perdagangan yang melemah 0,43% dengan 3 poin sumbangan pelemahan.
Saham-saham yang banyak di lepas asing, yakni BMRI (Rp 58 miliar), ASII (Rp 28 miliar), LPPF (Rp 25 miliar), PGAS (Rp 23 miliar), BBCA (Rp 20 miliar).
Secara teknikal, IHSG pada sesi II tampaknya masih berfluktuasi dengan potensi menguat. Berdasarkan grafik harian (intraday chart), IHSG mulai bergerak naik (higher high) meski terjadi secara perlahan.
 Sumber: IHSG (Refinitiv) |
Terbentuknya pola black candle pada grafik menunjukkan bahwa IHSG cenderung melemah. Hal ini juga diperkuat dari posisi IHSG yang masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5).
Ruang pelemahan IHSG semakin terbatas karena telah memasuki wilayah jenuh jualnya (oversold) menurut indikator teknikal stochastic slow yang bersifat momentum yang mengukur tingkat kejenuhan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular