
Analisis Teknikal
Ekonomi Eropa & China Suram, Tren Koreksi IHSG Berlanjut
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
08 March 2019 17:36

Jakarta,CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi dalam hingga 1,25% ke level 6.383 pada hari terakhir perdagangan pekan ini. Ini merupakan pertama kali IHSG berada di bawah 6.400 sejak pertengahan Februari lalu.
Kali ini, sentimen negatif datang dari Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang baru saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019. Demikian pula dengan China yang sebelumnya menurunkan target pertumbuhannya ke 6%-6,5% dari target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.
Aksi jual pun banyak dilakukan khawatir perlambatan ekonomi tersebut berpotensi terimbas ke Indonesia dan mempengaruhi kinerja bursa saham. Baik lokal maupun asing tampaknya melakukan aksi jual yang cukup besar. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 592 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang banyak di lepas asing pada hari ini diantaranya, TLKM (Rp 188 miliar), BBRI (Rp 171 miliar), BBCA (Rp 143 miliar), UNTR (Rp 63 miliar) dan LPPF (Rp 58 miliar).
Secara teknikal, IHSG berada pada fase penurunan jangka menengah dikarenakan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima puluh hari (moving average/MA50).
Pola black candle yang terbentuk pada hari ini mengindikasikan potensi penurunan IHSG pada perdagangan awal pekan selanjutnya.
Indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD), menunjukkan tren penurunan atau membentuk dead cross.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Kali ini, sentimen negatif datang dari Bank Sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang baru saja menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,7% menjadi 1,1% untuk 2019. Demikian pula dengan China yang sebelumnya menurunkan target pertumbuhannya ke 6%-6,5% dari target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.
Aksi jual pun banyak dilakukan khawatir perlambatan ekonomi tersebut berpotensi terimbas ke Indonesia dan mempengaruhi kinerja bursa saham. Baik lokal maupun asing tampaknya melakukan aksi jual yang cukup besar. Asing mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 592 miliar di pasar reguler.
Secara teknikal, IHSG berada pada fase penurunan jangka menengah dikarenakan bergerak di bawah rata-rata nilainya dalam lima puluh hari (moving average/MA50).
![]() |
Indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD), menunjukkan tren penurunan atau membentuk dead cross.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular