Andai Diperdagangkan Hari Ini, Rupiah Tampaknya Lesu Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 March 2019 10:06
Pasar spot valas Indonesia hari ini tutup memperingati Hari Raya Nyepi. Andai buka, kira-kira ke mana gerak rupiah hari ini?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar spot valas Indonesia hari ini tutup memperingati Hari Raya Nyepi. Andai buka, kira-kira ke mana gerak rupiah hari ini? 

Ada kemungkinan rupiah akan melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Melihat bagaimana rupiah diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) pada Kamis (7/3/2019), terjadi depresiasi dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

PeriodeKurs 6 Maret (15:55 WIB)Kurs 7 Maret (09:53 WIB)
1 PekanRp 14.130Rp 14.180
1 BulanRp 14.175Rp 14.225
2 BulanRp 14.238Rp 14.281,5
3 BulanRp 14.293Rp 14.338
6 BulanRp 14.483Rp 14.515
9 BulanRp 14.650Rp 14.697
1 TahunRp 14.840Rp 14.885
2 TahunRp 15.570Rp 15.590
 
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. 

Kemarin, rupiah mengakhiri pasar spot dengan pelemahan 0,14% terhadap dolar AS. Pelemahan tersebut menjadi yang kelima dalam 7 hari perdagangan terakhir.

Sepertinya rupiah masih terbeban oleh penguatan cukup pesat yang terjadi sebelumnya. Sejak awal tahun sampai kemarin, rupiah menguat 1,67% terhadap dolar AS. 



Investor sepertinya sudah banyak mengoleksi rupiah, sehingga mata uang Tanah Air rentan mengalami aksi jual saat keuntungan yang diperoleh dirasa cukup besar. Apalagi kalau ada 'pelatuk' untuk mencairkan keuntungan itu. 

Salah satu pemicu tersebut, misalnya, adalah arah kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Dalam acara CNBC Indonesia Outlook 2019, Gubernur BI Perry Warjiyo membuka peluang untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate. 

"Ke depan arah suku bunga akan lebih turun, kalau stabilitas ini kita jaga. Suku bunga sudah hampir mencapai puncaknya," kata Perry, pekan lalu. 

Prospek penurunan suku bunga acuan membuat berinvestasi di aset-aset berbasis rupiah menjadi kurang menarik. Oleh karena itu, arah kebijakan suku bunga BI yang cenderung dovish bisa menjadi alasan pelaku pasar untuk 'membanting' rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular