
Analisis Teknikal
Duet AS-China Bikin IHSG Amblas 1%, Masih Ada Asa di Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
28 February 2019 13:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada jeda penutupan siang, Kamis (28/2/2019), melemah cukup besar hingga 1,12% ke level 6.452. Pelaku pasar baik di Asia maupun dalam negeri tampaknya masih was-was terhadap kelanjutan pembicaraan damai dagang AS-CHina yang belum menunjukkan titik terang.
Perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) Robert Lighthizer dalam paparan di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (27/2/2019). menyatakan China perlu lebih dari sekadar membeli produk-produk AS sebelum pada akhirnya kedua negara mencapai kesepakatan dagang yang permanen.
"Saya jelaskan," kata Lighthizer. "Masih banyak yang harus dilakukan baik sebelum kesepakatan tercapai dan, yang lebih penting lagi, setelah perjanjian itu tercapai, bila perjanjian itu tercapai."
Akibatnya, investor saham dalam negeri cenderung menjual ketimbang memilih masuk kembali ke pasar saham dalam negeri. Tidak hanya investor lokal, asing pun mulai melepas saham yang tampak dari net sell asing hingga Rp 345 miliar di pasar reguler.
Hal ini membuat semua sektor melemah. Secara persentase, sektor aneka industri menjadi yang paling tertekan dengan pelemahan 3,68%. Sektor keuangan dan konsumer yang banyak dihuni saham-saham berkapitalisasi besar alias big cap juga terlihat terkoreksi.
Secara teknikal, IHSG mengarah ke pelemahan (bearish) setelah melakukan konsolidasi dalam arah pergerakan dalam sepekan. IHSG mulai kembali bergerak di bawah nilai rata-rata selama dua puluh hari (moving average five/MA20).
IHSG hampir pasti menutup perdagangan di zona merah pada hari ini, karena grafik harian (intraday) menunjukkan masih terdapat tekanan. Terbentuknya pola black candle mengindikasikan IHSG sedang didominasi aksi jual.
Indikator stochastic slow belum menunjukkan tanda-tanda adanya kejenuhan beli (overbought), sehingga ruang kenaikan masih terbuka secara momentum pergerakan arah pasar. Level 6.450 secara psikologis akan menjadi pijakan penahan penurunan pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) Robert Lighthizer dalam paparan di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (27/2/2019). menyatakan China perlu lebih dari sekadar membeli produk-produk AS sebelum pada akhirnya kedua negara mencapai kesepakatan dagang yang permanen.
"Saya jelaskan," kata Lighthizer. "Masih banyak yang harus dilakukan baik sebelum kesepakatan tercapai dan, yang lebih penting lagi, setelah perjanjian itu tercapai, bila perjanjian itu tercapai."
Akibatnya, investor saham dalam negeri cenderung menjual ketimbang memilih masuk kembali ke pasar saham dalam negeri. Tidak hanya investor lokal, asing pun mulai melepas saham yang tampak dari net sell asing hingga Rp 345 miliar di pasar reguler.
Hal ini membuat semua sektor melemah. Secara persentase, sektor aneka industri menjadi yang paling tertekan dengan pelemahan 3,68%. Sektor keuangan dan konsumer yang banyak dihuni saham-saham berkapitalisasi besar alias big cap juga terlihat terkoreksi.
Secara teknikal, IHSG mengarah ke pelemahan (bearish) setelah melakukan konsolidasi dalam arah pergerakan dalam sepekan. IHSG mulai kembali bergerak di bawah nilai rata-rata selama dua puluh hari (moving average five/MA20).
![]() |
IHSG hampir pasti menutup perdagangan di zona merah pada hari ini, karena grafik harian (intraday) menunjukkan masih terdapat tekanan. Terbentuknya pola black candle mengindikasikan IHSG sedang didominasi aksi jual.
Indikator stochastic slow belum menunjukkan tanda-tanda adanya kejenuhan beli (overbought), sehingga ruang kenaikan masih terbuka secara momentum pergerakan arah pasar. Level 6.450 secara psikologis akan menjadi pijakan penahan penurunan pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular