Rupiah Menuju Three-Peat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 February 2019 08:31
Rupiah Menuju <i>Three-Peat</i>
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menunjukkan kegarangannya. Di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah mampu menguat lagi dan siap menuju apresiasi selama 3 hari berturut-turut. 

Pada Selasa (26/2/2019), US$ 1 dihargai Rp 13.960 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,39% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah agak menipis meski dolar AS masih mampu dijaga di bawah Rp 14.000. Pada pukul 08:25WIB, US$ 1 dibanderol Rp 13.985 di mana rupiah menguat 0,21%. 

Mata uang Tanah Air sudah menguat dalam 2 hari perdagangan terakhir. Kemarin, rupiah menguat 0,28% dan akhir pekan lalu terapresiasi 0,02%.

Jika penguatan rupiah ini bertahan hingga penutupan pasar, maka akan menjadi apresiasi selama 3 hari beruntun. Kalau istilah di olahraga namanya three-peat, kemenangan 3 kali berturut-turut.
 


Seperti halnya rupiah, mayoritas mata uang Asia pun menguat di hadapan dolar AS. Namun lagi-lagi rupiah harus rela menyandang gelar sebagai mata uang terkuat kedua di Asia. Di posisi puncak siapa lagi kalau bukan yuan China, yang tak terkalahkan sejak pekan lalu. 


Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:25 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah cs di Asia berhasil memanfaatkan dolar AS yang sedang tertekan secara global. Pada pukul 08:19 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih melemah 0,03%. 

Dolar AS kehilangan pesonanya karena investor masih larut dalam euforia damai dagang AS-China. Hubungan Washington dan Beijing semakin mesra selepas dialog intensif selama 2 pekan terakhir. B

egitu mulusnya perundingan dengan China membuat Presiden AS Donald Trump luluh. Trump yang dulu galak terhadap China, kini berbalik 180 derajat. 

Kemarin, Trump mengumumkan bahwa dirinya akan memperpanjang masa 'gencatan senjata' yang semestinya berakhir 1 Maret. Dengan demikian, AS tidak akan menaikkan tarif bea masuk terhadap impor produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. 

Tidak hanya itu, Trump juga akan mengundang Presiden China Xi Jinping ke resor golf miliknya di Florida untuk finalisasi dan meneken kesepakatan dagang. Jika Trump dan Xi sudah membubuhkan tanda tangan mereka di kertas kesepakatan tersebut, maka perang dagang yang berkobar sejak awal 2018 akan resmi berakhir. 

"Saya rasa ini (kesepakatan dagang) akan terwujud, dan bisa segera. Hubungan (AS-China) begitu baik, kedua pihak sudah sangat-sangat dekat (dengan kesepakatan dagang). 

"Kami akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi lagi, akan ada penandatanganan. Semoga semua bisa diselesaikan, kami sudah sangat-sangat dekat," tegas Trump dalam pertemuan dengan para gubernur negara bagian di Gedung Putih, mengutip Reuters. 


Damai dagang AS-China membawa harapan akan pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik. Oleh karena itu, investor tidak lagi bermain aman dan menyerbu aset-aset berisiko di negara berkembang termasuk Indonesia. Arus modal yang mengalir deras membuat rupiah bergerak ke utara alias menguat.   


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular