
Dari Anak Bawang, Rupiah Kini Terbaik Kedua di Asia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 February 2019 12:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun depresiasi rupiah semakin tipis, sehingga menyisakan peluang untuk menyeberang ke zona hijau.
Pada Jumat (22/2/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.060. Rupiah masih melemah, tetapi tinggal 0,01% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. Sangat tipis.
Mata uang Tanah Air sudah melemah sejak pembukaan pasar. Bahkan depresiasi sempat semakin dalam sehingga menjadi mata uang terlemah di Asia.
Jelang tengah hari, rupiah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Depresiasinya semakin berkurang, dan kini bisa sewaktu-waktu berbalik menguat.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Sama seperti rupiah, mata uang utama Asia pun mulai bangkit dari tidur. Bahkan dolar Taiwan sudah mampu menguat meski sangat terbatas.
Dengan pelemahan yang tinggal 0,01%, rupiah berhasil merangsek ke posisi runner-up klasemen mata uang Benua Kuning. Padahal beberapa saat lalu rupiah berstatus sebagai mata uang terlemah di Asia. Si anak bawang kini perlahan mulai perkasa.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 12:08 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sepertinya investor bersiap menyambut berakhirnya dialog dagang AS-China di Beijing. Kemarin, Reuters memberitakan Washington dan Beijing sudah menyapakati gambaran besar nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
Kini perundingan sudah masuk ke hal-hal yang lebih detil, seperti nasib beberapa korporasi. Financial Times memberitakan, delegasi AS dan China sedang membahas friksi antara perusahaan semikonduktor Micron dan Fujian Jinhua. Nantinya hal-hal seperti ini akan menjadi bagian dari MoU.
Perundingan dagang di Washington akan berakhir Jumat waktu setempat. Pelaku pasar meyakini kedua negara akan mampu menyelesaikan MoU sehingga membuka jalan menuju damai dagang.
Atas dasar ini, mata uang Asia mendapatkan kembali momentum untuk melawan dolar AS. Jika kabar baik terus berdatangan dari arena dialog dagang di Washington, maka siapa tahu rupiah bisa menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Jumat (22/2/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.060. Rupiah masih melemah, tetapi tinggal 0,01% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. Sangat tipis.
Mata uang Tanah Air sudah melemah sejak pembukaan pasar. Bahkan depresiasi sempat semakin dalam sehingga menjadi mata uang terlemah di Asia.
Jelang tengah hari, rupiah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Depresiasinya semakin berkurang, dan kini bisa sewaktu-waktu berbalik menguat.
Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini:
Sama seperti rupiah, mata uang utama Asia pun mulai bangkit dari tidur. Bahkan dolar Taiwan sudah mampu menguat meski sangat terbatas.
Dengan pelemahan yang tinggal 0,01%, rupiah berhasil merangsek ke posisi runner-up klasemen mata uang Benua Kuning. Padahal beberapa saat lalu rupiah berstatus sebagai mata uang terlemah di Asia. Si anak bawang kini perlahan mulai perkasa.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 12:08 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Sepertinya investor bersiap menyambut berakhirnya dialog dagang AS-China di Beijing. Kemarin, Reuters memberitakan Washington dan Beijing sudah menyapakati gambaran besar nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang mencakup perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
Kini perundingan sudah masuk ke hal-hal yang lebih detil, seperti nasib beberapa korporasi. Financial Times memberitakan, delegasi AS dan China sedang membahas friksi antara perusahaan semikonduktor Micron dan Fujian Jinhua. Nantinya hal-hal seperti ini akan menjadi bagian dari MoU.
Perundingan dagang di Washington akan berakhir Jumat waktu setempat. Pelaku pasar meyakini kedua negara akan mampu menyelesaikan MoU sehingga membuka jalan menuju damai dagang.
Atas dasar ini, mata uang Asia mendapatkan kembali momentum untuk melawan dolar AS. Jika kabar baik terus berdatangan dari arena dialog dagang di Washington, maka siapa tahu rupiah bisa menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular