Respons Keputusan BI, Sedikit Lagi IHSG Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 February 2019 14:47
IHSG bergerak turun pasca BI mengumumkan keputusannya untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak turun pasca Bank Indonesia (BI) mengumumkan keputusannya untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia.

"BI mempertahankan BI 7-day reverse repo rate di 6%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan pers, Kamis (21/2/109).

Sebelum keputusan BI diumumkan, IHSG menguat 0,19% ke level 6.524,82. Kini, penguatan IHSG menipis menjadi 0,04% ke level 6.515,35.

Walaupun sesuai dengan konsensus, nampaknya ada kekecewaan yang dirasakan oleh pelaku pasar. Survei oleh CNBC Indonesia dilakukan sebelum The Federal Reserve merilis risalah dari pertemuan edisi Januari 2019.

Dari risalah tersebut, terungkap bahwa bank sentral AS tersebut akan bersabar dalam melanjutkan normalisasi tingkat suku bunga acuan.

"Para peserta rapat berpandangan bahwa laju inflasi umum dan inflasi inti yang lambat menjadi alasan untuk lebih bersabar. Komite Pengambil Kebijakan condong untuk memilih bersabar sambil melakukan observasi terhadap dampak kenaikan suku bunga yang ditempuh tahun lalu," sebut risalah rapat The Fed.

Namun di sisi lain, nada hawkish juga kental terasa dalam risalah tersebut. Ternyata, The Fed tak dovish-dovish amat.

"Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya,"

Ini artinya, jika kondisi mendukung, The Fed kemungkinan besar akan mengerek naik suku bunga acuan. Jika ini benar terjadi nantinya, dikhawatirkan BI akan 'ketinggalan kereta' karena belum melakukan pengetatan sedari saat ini. Padahal, ahead the curve dan preemtif merupakan jurus dari BI dalam merespons pengetatan moneter di AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular