
BI Siapkan Kebijakan Makroprudensial Baru, Apa Itu?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 February 2019 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Posisi (stance) kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) masih belum berubah, yaitu memprioritaskan stabilitas sektor eksternal. Namun bukan berarti BI lepas tangan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Dengan mengendalikan defisit transaksi berjalan dan menaikkan surplus neraca modal, itu memperkuat stabilitas eksternal, stance kami ke sana untuk kebijakan suku bunga. Masih diprioritaskan untuk menjaga stabilitas eksternal," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Gebung BI, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun, lanjut Perry, BI masih memiliki kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya adalah melalui kebijakan makroprudensial.
"Kebijakan makroprudensial yang akomodatif sedang kami kaji. Namun yang sudah ada bisa kita tingkatkan akomodasinya agar mendukung pembiayaan sektor ekonomi. Bisa juga ada kebijakan baru untuk mendorong sektor prioritas seperti UMKM, ekspor, pariwisata," papar Perry.
Seperti apa kebijakan baru itu? "Tunggu tanggal mainnya," ujar Perry.
Selain penguatan kebijakan makroprudensial, tambah Perry, BI juga akan membuat likuiditas di perekonomian nasional lebih longgar sehingga ada ruang untuk pembiayaan ekonomi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan terdorong.
"BI terus menjalankan operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas, kita perbanyak frekuensi dan volume term repo, swap valas, dan langkah-langkah operasi moneter. Likuiditas kita kedurkan, kita tingkatkan ketersediaan likuiditas," jelas Perry.
(aji/aji) Next Article Hidup Tenang Gubernur BI Tanpa Utang & Harta Miliaran
"Dengan mengendalikan defisit transaksi berjalan dan menaikkan surplus neraca modal, itu memperkuat stabilitas eksternal, stance kami ke sana untuk kebijakan suku bunga. Masih diprioritaskan untuk menjaga stabilitas eksternal," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Gebung BI, Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Namun, lanjut Perry, BI masih memiliki kebijakan lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya adalah melalui kebijakan makroprudensial.
Seperti apa kebijakan baru itu? "Tunggu tanggal mainnya," ujar Perry.
Selain penguatan kebijakan makroprudensial, tambah Perry, BI juga akan membuat likuiditas di perekonomian nasional lebih longgar sehingga ada ruang untuk pembiayaan ekonomi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan terdorong.
"BI terus menjalankan operasi moneter untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas, kita perbanyak frekuensi dan volume term repo, swap valas, dan langkah-langkah operasi moneter. Likuiditas kita kedurkan, kita tingkatkan ketersediaan likuiditas," jelas Perry.
(aji/aji) Next Article Hidup Tenang Gubernur BI Tanpa Utang & Harta Miliaran
Most Popular