Anak Usaha Genting Terbitkan Obligasi Rp 11 T, untuk Apa?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
21 February 2019 11:03
Surat utang tersebut berkupon 6,875% dan bertenor 20 tahun sehingga akan jatuh tempo pada 2039.
Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Lestari Banten Energi, salah satu unit usaha dari Genting Group, menjadi penjamin penerbitan obligasi denominasi dolar AS senilai US$ 775 juta (setara Rp 10,88 triliun).  

Aksi pemeringkatan terhadap penerbitan efek utang tersebut dilakukan oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings pekan ini (20/2/19), yang menyematkan peringkat utang BBB- dengan prospek (outlook) stabil. 

Penerbitan obligasi dilakukan oleh anak usaha dariLestari ListrikPte Ltd (LLPL), di mana Lestari Listrik merupakan induk usaha dari Lestari Banten Energi dengan 95% kepemilikan saham.  

Surat utang tersebut berkupon 6,875% dan bertenor 20 tahun sehingga akan jatuh tempo pada 2039. 

Peringkat yang disematkan Fitch Ratings itu didukung oleh visibilitas arus pendapatan dari kontrak jual-beli listrik (power purchase agreement/PPE) Lestari Banten Energi dengan BUMN kelistrikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bertenor 25 tahun yang baru akan habis pada 2042. 

Kontrak itu mengalihkan beban BBM kepada PLNl, menggunakan teknologi komersil teruji, dan tim manajemen in-house yang berpengalaman.  

Saat ini, Lestari Banten Energi memiliki kontrak suplai batu bara dengan dua penyuplai utama yaitu PT Kideco Jaya Agung (anak usaha PT Indika Energy Tbk-INDY) dan PT Antang Gunung Meratus (anak usaha PT Baramulti Suksessarana Tbk-BSSR).  

Kontrak batu bara tersebut lebih pendek daripada umur obligasi, tetapi berlimpahnya produksi batu bara di Indoensia dan profil penyuplai batu bara peseroan membatasi risiko suplai bagi Lestari Banten Energi yang berkapasitas bersih 635MW tersebut.

Kapasitas kotor perseroan adalah 670MW.
 Proyek yang berlokasi di Salira, Puloampel (Banten) tersebut memiliki satu unit dan memulai beroperasi secara komersial pada 28 Maret 2017.  

Produksi listrik perseroan menyuplai jaringan Jawa-Bali terutama di wilayah Banten dan Jabodetabek.  

Proyek ini dianggap sebagai pembangkit listrik tenaga listrik independen (independent power producer/IPP) yang didanai oleh pemodal internasional dan dikembangkan tanpa adanya dukungan atau jaminan dari pemerintah.  

Pesaing terdekat Lestari Banten Energi adalah PT Paiton Energy yang pernah menerbitkan obligasi melalui Minejesa Capital BV dengan peringkat BBB-/stabil.

Paiton yang berlokasi di Jawa Timur, adalah IPP terbesar kedua di Indonesia dengan kapasitas terpasang 2.045MW (bersih) dari kompleksnya yang terdiri dari tiga unit.  

Genting Group adalah perusahaan regional yang berkantor pusat di Malaysia dan dipimpin oleh perusahaan induk yaitu Genting Berhad.  

Beberapa anak usaha utamanya adalah Genting Malaysia Bhd, Genting Plantations Bhd, Genting Singapore Plc, dan juga Genting Energy Limited. 

Sejak didirkan pada 1965 oleh wiraswastawan Malaysia yaitu Lim Goh Tong, perusahaan memulai pengalamannya mengembangkan, mengoperasikan, dan memasarkan kasino dan resor di beberapa negara selain Malaysia termasuk Filipina, Singapura, Australia, Amerika, dan Inggris. 

Saat ini, bisnis utama tersebut sudah berkembang menjadi bisnis lain termasuk agrikultur, properti, ketenagalistrikan, migas, e-commerce, teknologi informasi, dan bioteknologi. 

Usaha pertama Lim Goh Tong adalah pengembangan Genting Highland di Gunung Hulu Kali, Selangor (Malaysia) dan dimulai dengan membangun jalan pribadi sepanjang 20 km.  

Di Singapura, salah satu proyek unggulan perseroan adalah Resort World Sentosa di Sentosa Island yang berisi dua kasino, resor taman bermain Universal Studios, Adventure Cove Water Park, dan S.E.A. Aquarium, termasuk oceanarium terbesar kedua dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article SMSM Terima Pendapatan Deviden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular