Gara-gara Inggris Dapat 'Kartu Kuning', Rupiah Jadi Melemah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 February 2019 08:38
Gara-gara Inggris Dapat 'Kartu Kuning', Rupiah Jadi Melemah
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di perdagangan pasar spot hari ini. Namun selepas pembukaan, rupiah malah melemah. 

Pada Kamis (21/2/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.035 kala pembukaan pasar spot. Tidak berubah dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah terperosok ke zona merah. Pada pukul 08:28 WIB, US$ 1 ditransaksikan Rp 14.055 di mana rupiah melemah 0,14%. 

Rupiah sudah menguat selama 3 hari beruntun. Selama 3 hari tersebut, rupiah menguat 0,74%. 



Oleh karena itu, rupiah jadi mudah terkena koreksi teknikal. Penguatan rupiah sebelum hari ini rupanya mulai menggoda pelaku pasar untuk mencairkan keuntungan. 

Apalagi investor tengah menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) siang nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat masih mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate di angka 6%. Sembari menantikan pengumuman BI, investor sepertinya memilih untuk melepas rupiah.


Selain itu, rupiah juga terseret arus pelemahan mata uang Asia. Pagi ini, hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan dolar Singapura yang bertahan di zona hijau. Sisanya tidak selamat. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 08:14 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tidak hanya di Benua Kuning, dolar AS juga menguat secara global. Pada pukul 08:15 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,05%. 

Maklum, dolar AS sudah melemah lumayan dalam. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index terkoreksi 0,5%. Dolar AS yang sudah relatif murah membuat investor kembali tertarik untuk mengoleksinya. 

Apalagi pelaku pasar sedang mencari tempat perlindungan karena perkembangan di Inggris. Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional, memberikan status Rating Watch Negative (RWN) kepada obligasi pemerintah Negeri Ratu Elizabeth. 

RWN adalah semacam peringatan atau 'kartu kuning' sebelum lembaga pemeringkat benar-benar menurunkan peringkat utang (rating) obligasi suatu negara atau perusahaan jika tidak ada perbaikan. Saat ini rating obligasi pemerintah Inggris versi Fitch adalah AA. 

Mengutip siaran tertulis Fitch, RWN diberikan karena perkembangan Brexit yang penuh ketidakpastian. Bahkan risiko menuju No Deal Brexit (Inggris tidak mendapat kompensasi apa-apa dari perpisahan dengan Uni Eropa) tidak bisa dikesampingkan. 

"Fitch meyakini bahwa No Deal Brexit akan menyebabkan gangguan besar bagi ekonomi dan perdagangan Inggris, setidaknya dalam waktu dekat. Dalam pandangan kami, kombinasi dari perkembangan politik dalam negeri Inggris dan semakin dekatnya waktu pelaksanaan Brexit yaitu 29 Maret menyebabkan No Deal Brexit mungkin saja terjadi," tegas Fitch. 


Akibat status RWN dari Fitch, mata uang poundsterling tertekan. Pada pukul 08:26 WIB, sterling melemah 0,18% terhadap dolar AS. 

Perkembangan di Inggris membuat investor lagi-lagi memilih bermain aman dan berpaling ke dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam kembali mendapat momentum untuk menguat, dan keperkasaannya meluas hingga ke Asia.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular