
Mau Caplok Bank, Saham BCA Ramai Ditransaksikan Broker Asing
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
20 February 2019 17:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengakuisisi Bank Royal Indonesia jadi perhatian pelaku pasar pada perdagangan hari ini, Rabu (20/2/2019). Pasalnya sudah lebih setahun teka-teki soal rencana BCA akuisisi bank menyeruak ke permukaan.
Hari ini, setelah kabar tersebut disampaikan oleh petinggi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harga saham BCA ditutup menguat 2,23% ke level Rp 27.500/saham. Volume perdagangan tercatat 19,9 juta saham senilai Rp 547,15 miliar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, tercatat ada lima perusahaan efek atau broker yang mentransaksikan saham BCA dengan nilai di atas Rp 100 miliar. Lima broker tersebut adalah, Macquarie Sekuritas Indonesia dengan total nilai transaksi Rp 124,1 miliar lalu Morgan Stanley Sekuritas senilai Rp 122,3 miliar, CLSA Sekuritas Indonesia senilai Rp 105,3 miliar, Indo Premier Sekuritas senilai Rp 102,5 miliar, dan UBS Sekuritas Indonesia senilai Rp 101,2 miliar
Meski kabar BCA akan mengakuisisi Bank Royal Indonesia mencuat, manajemen BCA masih enggan buka suara terkait hal tersebut.
"Sementara manajemen sepakat belum sampaikan ke pers," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (20/02/2017).
Pernyataan tersebut disampaikan merespons pemberitaan Harian Kontan yang menyebutkan BCA akan mengakuisisi Bank Royal Indonesia. Dalam berita tersebut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana, yang menyebutkan nama Bank Royal Indonesia.
Jahja sempat memberikan sedikit clue calon bank yang akan diakuisisi meskipun belum teralisasi karena belum cocok dengan harganya.
"Belum lah [akuisisi bank]. Harga belum cocok, lihat isinya gimana, penyesuaian-penyesuaian harga lagi, jadi gitu," jelas Jahja di Gedung Graha Niaga, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Jahja menambahkan manajemen BCA akan mempublikasikan akuisisi tersebut bila sudah siap. "Bank BUKU I saya gak mau sebut nama deh. non tbk," ujarnya Jahja.
Jahja menambahkan BCA sedang dalam proses due diligence. Proses ini pun tidak cepat. harus dicek lagi dan diteliti agar tidak ada yang catat atau bermasalah.
"Kalau bank asing cepat karena mereka mau beli izin karena mereka incar banking network antarbank. Kalau kita kan sudah banyak cabang, nasabah juga banyak, harus teliti," jelas Jahja.
Sebelumnya nama Bank Ganesha dan Bank Harda sempat disebut-sebut akan diakuisisi oleh BCA. Namun kabar tersebut gugur.
Saksikan video wawancara CNBC Indonesia bersama Jahja berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/prm) Next Article DPK Lesu, Laba BCA (BBCA) Tumbuh 12,7% Jadi Rp54,8 T di 2024
Hari ini, setelah kabar tersebut disampaikan oleh petinggi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), harga saham BCA ditutup menguat 2,23% ke level Rp 27.500/saham. Volume perdagangan tercatat 19,9 juta saham senilai Rp 547,15 miliar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, tercatat ada lima perusahaan efek atau broker yang mentransaksikan saham BCA dengan nilai di atas Rp 100 miliar. Lima broker tersebut adalah, Macquarie Sekuritas Indonesia dengan total nilai transaksi Rp 124,1 miliar lalu Morgan Stanley Sekuritas senilai Rp 122,3 miliar, CLSA Sekuritas Indonesia senilai Rp 105,3 miliar, Indo Premier Sekuritas senilai Rp 102,5 miliar, dan UBS Sekuritas Indonesia senilai Rp 101,2 miliar
Meski kabar BCA akan mengakuisisi Bank Royal Indonesia mencuat, manajemen BCA masih enggan buka suara terkait hal tersebut.
"Sementara manajemen sepakat belum sampaikan ke pers," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (20/02/2017).
Pernyataan tersebut disampaikan merespons pemberitaan Harian Kontan yang menyebutkan BCA akan mengakuisisi Bank Royal Indonesia. Dalam berita tersebut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana, yang menyebutkan nama Bank Royal Indonesia.
![]() |
Jahja sempat memberikan sedikit clue calon bank yang akan diakuisisi meskipun belum teralisasi karena belum cocok dengan harganya.
"Belum lah [akuisisi bank]. Harga belum cocok, lihat isinya gimana, penyesuaian-penyesuaian harga lagi, jadi gitu," jelas Jahja di Gedung Graha Niaga, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Jahja menambahkan manajemen BCA akan mempublikasikan akuisisi tersebut bila sudah siap. "Bank BUKU I saya gak mau sebut nama deh. non tbk," ujarnya Jahja.
Jahja menambahkan BCA sedang dalam proses due diligence. Proses ini pun tidak cepat. harus dicek lagi dan diteliti agar tidak ada yang catat atau bermasalah.
"Kalau bank asing cepat karena mereka mau beli izin karena mereka incar banking network antarbank. Kalau kita kan sudah banyak cabang, nasabah juga banyak, harus teliti," jelas Jahja.
Sebelumnya nama Bank Ganesha dan Bank Harda sempat disebut-sebut akan diakuisisi oleh BCA. Namun kabar tersebut gugur.
Saksikan video wawancara CNBC Indonesia bersama Jahja berikut ini.
[Gambas:Video CNBC]
(hps/prm) Next Article DPK Lesu, Laba BCA (BBCA) Tumbuh 12,7% Jadi Rp54,8 T di 2024
Most Popular