Rupiah Masih Perkasa, Terbaik Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 February 2019 12:30
Rupiah Masih Perkasa, Terbaik Kedua di Asia
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Sentimen eksternal yang kondusif menopang penguatan mayoritas mata uang Asia, termasuk rupiah. 

Pada Rabu (20/2/2019) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.050. Rupiah menguat 0,33% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Mengawali perdagangan pasar spot, rupiah menguat 0,16%. Selepas itu, apresiasi rupiah bertambah tebal hingga ke kisaran 0,4%. 


Namun jelang tengah hari, apresiasi rupiah agak menipis. Walau demikian, rupiah masih mantap di zona hijau tanpa pernah melemah sedetik pun. 


Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah hingga tengah hari ini: 



Seperti halnya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia juga menguat di hadapan dolar AS. Tinggal yen Jepang dan peso Filipina yang masih terjebak di zona merah. 

Meski apresiasi rupiah menipis, tetapi posisinya di klasemen masih masuk jajaran elit. Rupiah menjadi mata uang terkuat kedua di Asia, hanya tertinggal dari yuan China. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:09 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Optimisme menyelimuti pasar keuangan Asia hari ini. investor berlomba-lomba mencari cuan di instrumen berisiko sehingga aset aman sepeti dolar AS (dan yen) ditinggalkan. 

Dengan segala dinamikanya, investor sepertinya masih percaya bahwa dialog dagang AS-China di Washington akan berjalan lancar. Presiden AS Donald Trump lagi-lagi menebar optimisme. Trump kembali menegaskan bahwa 1 Maret yang merupakan tenggat waktu 'gencatan senjata' bukan sesuatu yang kaku, tetap bisa dinegosiasikan. 

"Ada pembicaraan yang kompleks, tetapi semua berjalan sangat baik. Saya tidak bisa mengatakan, tetapi tanggal itu (1 Maret) bukan sesuatu yang magis. Banyak hal yang bisa terjadi," kata Trump kepada wartawan di Oval Office, mengutip Reuters. 

Dalam pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Argentina awal Desember 2018, disepakati bahwa AS dan China tidak akan menaikkan bea masuk selama 90 hari yang berarti berakhir pada 1 Maret. Selama 90 hari itu, kedua negara akan mengadakan rangkaian dialog untuk mencapai kesepakatan damai dagang. 

Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka AS awalnya menegaskan bakal menaikkan tarif bea masuk untuk impor produk China seniilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Namun kini Trump semakin melunak karena sepertinya perundingan dengan China berjalan di jalur yang benar. 

"Saya hanya bisa bilang bahwa pembicaraan dengan China soal perdagangan berjalan dengan sangat-sangat baik," ujarnya. 

Jika terus terdengar kabar positif dari arena perundingan dagang di Washington, maka pasar keuangan Asia akan menikmati berkahnya. Prospek damai dagang adalah obat yang sangat mujarab, dan rupiah kembali merasakannya hari ini. 



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular