BUMN Farmasi Berkonsolidasi, Phapros Siap Rights Issue Rp 1 T

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
19 February 2019 20:45
PT Phapros Tbk (PEHA) berencana menerbitkan saham baru melalui penawaran umum terbatas (rights issue) pada tahun ini
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Phapros Tbk (PEHA) berencana menerbitkan saham baru melalui penawaran umum terbatas (rights issue) pada tahun ini, dengan menargetkan dana perolehan sebesar Rp 1 triliun.

Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan dana perolehan dari rights issue melalui hak pemesanan efek terlebih dahulu (HMETD) itu akan digunakan untuk meningkatkan permodalan perseroan yang akan digunakan untuk ekspansi bisnis.

"Tahun ini kami merencanakan akan melakukan rights issue, targetnya Rp 1 triliun. itu bagian dari upaya penggalian dana guna menopang pengembangan bisnis kami," tuturnya kepada CNBC Indonesia pada Selasa, 19 Desember 2019.

Menurut perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia, jika mengacu harga saham tertinggi sebesar Rp 3.510 per unit, maka saham baru yang akan dikeluarkan perseroan mencapai 284,9 juta saham atau setara dengan 33,9% dari saham yang dipegang pada investor.

Namun jika mengacu pada harga rata-rata Rp 2.475, maka saham baru yang dikeluarkan akan mencapai 404 juta atau 49,6% dari saham yang disetor.
Di sisi lain jika mengacu pada harga terendah pada Rp 1.800, maka saham baru yang dikeluarkan mencapai 555,56 juta.

Semakin murah harga eksekusi rights, makin besar pula efek dilusinya yang secara bersamaan membuat pemegang saham lama cenderung mengambil rights-nya karena harganya terjangkau. Dalam simulasi di bawah terlihat bahwa eksekusi harga Rp 1.800 berujung pada efek dilusi 40%, sebaliknya harga Rp 3.510 berujung pada efek dilusi hanya 25%.

BUMN Farmasi Berkonsolidasi, Phapros Siap Rights Issue Rp 1 TSumber: Tim Riset CNBC Indonesia

Sebagai catatan, simulasi ini mengasumsikan bahwa akuisisi PT Kimia Farma Tbk atas 56,67% saham PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah final.
Akuisisi itu merupakan bagian dari proses konsolidasi BUMN untuk memuluskan pembentukan perusahaan induk (holding) sektor farmasi.

Perhitungan Tim Riset CNBC Indonesia menunjukkan bahwa aksi korporasi strategis tersebut akan bernilai antara Rp 1,18 triliun (jika mengacu rerata harga Rp 2.475/unit) hingga Rp 1,67 triliun (jika harga disepakati pada level tertinggi Rp 3.510/saham).

Sayangnya, Sri Utami tak bersedia memaparkan lebih detil mengenai investor yang bakal menjadi pembeli siaga (stand by buyer) untuk aksi korporasi yang tengah direncanakan tersebut. Jika akuisisi atas saham RNI di PEHA sukes, KAEF tentu berpeluang menjadi salah satu di antaranya--atau satu-satunya.

Jika pemerintah ingin mengonsolidasikan Phapros dan Kimia Farma melalui rights issue, maka besar kemungkinan opsi yang bakal diambil adalah rights issue dengan harga pelaksanaan tinggi (skenario 3) agar peluang standby buyer mengambil alih hak yang tak dieksekusi kian membesar. Dus, Kimia Farma bakal menggenggam 67,7% saham Phapros.

Pertanyaannya: siapkah Kementerian BUMN mendukung Kimia Farma memperbesar sahamnya di Phapros lewat skema rights issue tersebut, ataukah membiarkan pasar menjalankan mekanismenya sendiri?

Simak Video Wawancara dengan Dirut Phapros:
[Gambas:Video CNBC]

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Akuisisi Phapros, Kimia Farma Siapkan Capex Rp 4 T di 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular