Investor Mencari Kenyamanan di Pelukan Dolar AS

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 February 2019 09:30
Investor Mencari Kenyamanan di Pelukan Dolar AS
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Sepertinya investor sedang menantikan dialog dagang lanjutan AS-China di Beijing, sehingga belum berani terlalu agresif. 

Pada Selasa (19/2/2019) pukul 09:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.115. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah masih melemah tetapi depresiasinya berkurang. Pada pukul 09:14 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.110 di mana rupiah melemah 0,04%. 


Seperti halnya rupiah, berbagai mata uang Asia pun melemah terbatas. Mata uang terlemah di Benua Kuning saat ini adalah won Korea Selatan, itu pun 'hanya' melemah 0,17%. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:15 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Tampaknya pelaku pasar kembali menginjak bumi setelah kemarin terbang bersama euforia prospek damai dagang AS-China. Selepas perundingan selama sepekan di Beijing, Washington dan Beijing saling melempar pernyataan bernada positif yang membuat investor berbunga-bunga. 

"Konsultasi antara dua pihak telah mencapai kemajuan. Saya berharap Anda semua akan melanjutkan upaya ini guna mencapai kesepakatan bersama. Win-win agreement," tutur Xi dalam pidato di Great Hall of the People, mengutip Reuters. 

Presiden AS Donald Trump tidak kalah bungah. Eks pembawa acara reality show The Apprentice itu bahkan sudah berani sesumbar bahwa AS siap untuk menghapus bea masuk terhadap impor produk-produk made in China

"Kita sudah lebih dekat untuk menuju kesepakatan dagang. Saya akan merasa terhormat untuk menghapus berbagai bea masuk jika kesepakatan sudah tercapai," tegas Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, mengutip Reuters. 

Damai dagang adalah sebuah momentum yang amat dinantikan di seluruh dunia. Sebab kala dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi sudah kembali akur, tidak lagi saling hambat, maka arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global akan membaik. Sebuah pendorong yang sangat signifikan bagi pasar keuangan Asia, dan Indonesia pun menikmati berkahnya. 


Usai di Beijing, kedua negara akan melanjutkan dialog dagang di Washington yang akan dimulai pada Selasa waktu setempat. Pada akhir pekan, dialog akan memasuki tingkat menteri. 

"Perundingan ini bertujuan untuk mencapai perubahan struktural di China yang mempengaruhi perdagangan kedua negara. AS dan China juga akan membahas mengenai komitmen China untuk membeli lebih banyak barang dan jasa dari AS," sebut pernyataan tertulis Gedung Putih. 

Well, tidak selamanya burung selalu terbang. Kadang burung juga harus menunggu cuaca membaik sebelum melanjutkan penerbangan. 

Begitu pula pasar keuangan, tidak selamanya menjalani reli. Kadang perlu ada momentum di mana investor menunggu dan menanti dinamika yang semoga ke awah yang lebih baik. Sembari menunggu, pelaku pasar pun mencari kenyamaman di pelukan dolar AS yang berstatus sebagai aset aman (safe haven asset).


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular