Bursa Saham Asia Anjlok, Wall Street Justru Menguat?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
15 February 2019 21:13
Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: Warga berjalan di Wall St. di seberang New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini: kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 60 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 5 dan 14 poin.

Wall Street akan menguat selepas bursa saham Asia babak belur: indeks Nikkei turun 1,13%, indeks Shanghai turun 1,37%, indeks Hang Seng turun 1,87%, indeks Straits Times turun 0,41%, dan indeks Kospi turun 1,34%.

Hasil negosiasi dagang AS-China yang tak jelas membuat investor berlarian meninggalkan bursa saham Benua Kuning. Pada hari ini, negosiasi dagang tingkat menteri yang digelar di Beijing sejak kemarin berakhir. Negosiasi ini melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, dan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Mereka mengakhiri pembicaraan pada tengah hari di hari Jumat dan para delegasi berpisah tanpa mengumumkan apapun, seperti dilansir dari AFP.

Lantas, ada kekhawatiran bahwa periode gencatan senjata kedua negara yang akan berakhir pada 1 Maret tak akan diperpanjang oleh Presiden AS Donald Trump. Jika ini yang terjadi, bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%) mulai tanggal 2 Maret.

Namun, memasuki malam hari waktu Asia, ada perkembangan yang membuat hasrat investor untuk memburu instrumen berisiko seperti saham menjadi bangkit. Gedung Putih mengeluarkan pernyataan resmi terkait negosiasi dagang dengan China yang berlangsung sepanjang pekan ini.

Gedung Putih menyebut bahwa diskusi yang mendetil dan intensif antar kedua belah pihak telah menciptakan kemajuan. Namun, Gedung Putih mengatakan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan di China pada pekan ini, negosiasi dagang lanjutan akan digelar di Washington pekan depan pada level menteri dan wakil menteri.

Dengan adanya negosiasi dagang lanjutan ini, pelaku pasar menaruh harapan bahwa kesepakatan dagang bisa tercapai, atau setidaknya hati Trump terunggah untuk memperpanjang periode gencatan senjata.

Pada pukul 22:00 WIB, pembacaan awal atas data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Februari 2019 versi University of Michigan akan diumumkan.

Tidak ada anggota FOMC yang dijadwalkan berbicara pada hari ini.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(ank/dru) Next Article Perlambatan Ekonomi Kian Terasa, Wall Street akan Terkoreksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular