
Analisis Teknikal
IHSG Bisa Menguat Hari Ini, Berharap Pada Sektor Keuangan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
14 February 2019 08:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah beruntun selama lima hari berturut-turut. Pada perdagangan Rabu (13/2/2019), indeks hampir ditutup menguat, namun kenyataannya berakhir melemah tipis 0,11% ke level 6.419.
Berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan kembali bergerak variatif dengan kecenderungan menguat.
Dari global, indeks di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi berakhir dengan rata-rata menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,46%, indeks S&P 500 juga naik 0,3% dan Nasdaq naik tipis 0,08%. Sentimen positif dari dialog dagang antara AS-China menjadi penyemangat tersendiri bagi bursa negeri Paman Sam.
Pelaku pasar di AS menyambut dengan riang gembira karena penutupan sebagian pemerintahan AS (partial shutdown) kemungkinan dapat dihindari. Presiden AS Donald Trump digadang-gadang bisa menerima usulan Kongres akan anggaran baru, sebelumnya pemerintahan Trump kembali dibuka menggunakan anggaran sementara yang berlaku hingga 15 Februari.
"Saya tidak mau ada shutdown. Poin saya sudah tersampaikan kala shutdown beberapa waktu lalu, yaitu betapa buruknya perbatasan kita, betapa tidak amannya perbatasan kita. Sekarang beberapa perbaikan sudah dilakukan," kata Trump, mengutip Reuters.
Dari dalam negeri, keinginan investor para investor melihat IHSG pekan ini belum dapat terwujud. Pasalnya, investor asing cenderung lebih banyak menjual yang angkanya semakin membesar.
Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) hingga Rp 970 miliar pada pasar reguler, bank BUKU IV menjadi sasaran utama aksi penjualan.
Akibatnya sektor keuangan melorot ke level 1.219 dengan pelemahan 0,86%. Hal ini menyeret IHSG ke teritori negatif. Secara tahun berjalan (ytd) IHSG baru menguat 3,63%, menjadikan peringkat indeks berada di urutan 30 dari 36 bursa utama seluruh dunia.
Pelemahan kemarin diiringi dengan volume transaksi yang meningkat, pasar seakan yakin untuk sejenak keluar dari pasar saham karena sentimen negatif lebih mendominasi.
Secara teknikal, IHSG masih di jalur kenaikan (uptrend) jika di lihat dari awal tahun. Namun, koreksi minor mulai yang menghinggapi tren utama mulai berkurang. Hal ini terlihat dari pola pola short black candle yang ekornya tidak melebihi pin bar candlestick chart sebelumnya.
Namun, tekanan IHSG masih terlihat karena masih bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5), artinya IHSG masih dalam tekanan jangka pendek. Wajar saja, asing mulai melego saham-sahamnya dengan nilai yang mulai membesar.
Jika rupiah mampu bangkit bukan tidak mungkin sektor keuangan sebagai pemilik bobot terbesar pada IHSG berbalik menguat dan memutus reli pelemahan IHSG. Level penguatan IHSG yang berpotensi untuk di uji berada di 6.475, sedangkan penurunannya akan cenderung terbatas di 6.375.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan kembali bergerak variatif dengan kecenderungan menguat.
Dari global, indeks di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) pagi tadi berakhir dengan rata-rata menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,46%, indeks S&P 500 juga naik 0,3% dan Nasdaq naik tipis 0,08%. Sentimen positif dari dialog dagang antara AS-China menjadi penyemangat tersendiri bagi bursa negeri Paman Sam.
"Saya tidak mau ada shutdown. Poin saya sudah tersampaikan kala shutdown beberapa waktu lalu, yaitu betapa buruknya perbatasan kita, betapa tidak amannya perbatasan kita. Sekarang beberapa perbaikan sudah dilakukan," kata Trump, mengutip Reuters.
Dari dalam negeri, keinginan investor para investor melihat IHSG pekan ini belum dapat terwujud. Pasalnya, investor asing cenderung lebih banyak menjual yang angkanya semakin membesar.
Asing tercatat membukukan jual bersih (net sell) hingga Rp 970 miliar pada pasar reguler, bank BUKU IV menjadi sasaran utama aksi penjualan.
Akibatnya sektor keuangan melorot ke level 1.219 dengan pelemahan 0,86%. Hal ini menyeret IHSG ke teritori negatif. Secara tahun berjalan (ytd) IHSG baru menguat 3,63%, menjadikan peringkat indeks berada di urutan 30 dari 36 bursa utama seluruh dunia.
Pelemahan kemarin diiringi dengan volume transaksi yang meningkat, pasar seakan yakin untuk sejenak keluar dari pasar saham karena sentimen negatif lebih mendominasi.
Secara teknikal, IHSG masih di jalur kenaikan (uptrend) jika di lihat dari awal tahun. Namun, koreksi minor mulai yang menghinggapi tren utama mulai berkurang. Hal ini terlihat dari pola pola short black candle yang ekornya tidak melebihi pin bar candlestick chart sebelumnya.
![]() |
Jika rupiah mampu bangkit bukan tidak mungkin sektor keuangan sebagai pemilik bobot terbesar pada IHSG berbalik menguat dan memutus reli pelemahan IHSG. Level penguatan IHSG yang berpotensi untuk di uji berada di 6.475, sedangkan penurunannya akan cenderung terbatas di 6.375.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular