
Bursa Saham Asia Capai Level Tertinggi 4 Bulan Terakhir
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
13 February 2019 16:32

Tokyo, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mencapai level tertinggi dalam lebih dari empat bulan pada hari Rabu (13/2/2019), didorong oleh optimisme bahwa Amerika Serikat (AS) dan China mungkin dapat mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung selama hampir setahun.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6% ke level tertingginya sejak awal Oktober dan rata-rata Nikkei Jepang melonjak 1,3% ke level tertinggi delapan minggu.
Shanghai Composite China dan blue-chip CSI 300 keduanya naik melesat sekitar 2% ke level tertinggi multi-month, di mana saham Teknologi Informasi memimpin kenaikan akibat adanya janji Beijing untuk mendorong teknologi inti dan inovasi.
Melansir Reuters, pergerakan bursa Asia mengikuti Wall Street, di mana Dow dan Nasdaq masing-masing menguat sekitar 1,5% semalam karena adanya optimisme atas negosiasi perdagangan AS dan China dan kesepakatan anggaran belanja sementara AS untuk mencegah penutupan sebagian pemerintah (partial government shutdown) terjadi lagi.
Bursa saham Eropa diperkirakan akan dibuka menguat secara merata, di mana indeks FTSE Inggris, CAC Prancis dan DAX Jerman masing-masing diperkirakan naik antara 0,4% hingga 0,5%.
Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa ia mungkin memperpanjang batas waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan China jika kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan penuh.
Para pejabat di Washington dan Beijing telah menyatakan harapan bahwa putaran pembicaraan minggu ini akan membawa mereka lebih dekat ke solusi dari perang dagang.
"Kami saat ini melihat sentimen negatif yang telah menumpuk di atas kekhawatiran perdagangan dan masalah fiskal AS yang tidak teratasi," kata Soichiro Monji, ekonom senior di Daiwa SB Investments di Tokyo.
"Agar aset berisiko bergerak murni berdasarkan optimisme, perang dagang AS-China perlu menemukan solusi pada bulan Maret. Solusi yang lebih permanen untuk menghindari shutdown pemerintah AS juga diperlukan. Harus diingat bahwa kita belum sampai di sana." Tambahnya.
Negosiator kongres AS menyusun kesepakatan keamanan perbatasan bipartisan tentative pada Senin malam untuk mencegah penutupan sebagian pemerintah terjadi lagi.
Namun, Trump pada hari Selasa menyatakan ketidaksenangan dengan perjanjian tersebut dan mengatakan dia belum memutuskan apakah akan mendukungnya.
Indeks Volatilitas Cboe, yang disebut sebagai "pengukur rasa takut" Wall Street, kemarin turun ke level 14,95, level terendah dalam lebih dari empat bulan.
Dengan penghindaran risiko yang surut untuk saat ini, obligasi pemerintah safe-haven banyak dijual dan imbal hasilnya meningkat. Yield Treasury bertenor 10-tahun AS memperpanjang kenaikan semalam, naik 2,7% ke rekor tertinggi satu minggu.
Sementara itu dolar berada di posisi defensif karena investor mengalihkan uang mereka ke aset berisiko di tengah harapan akan tercapainya kesepakatan perdagangan AS-China.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama diperdagangkan di 96,667 setelah delapan hari berturut-turut bergerak menjauhi level tertinggi dua bulannya.
Euro sementara itu diperdagangkan lebih tinggi pada US$ 1,1336 setelah naik 0,5% pada hari sebelumnya, ketika memantul dari level terendah tiga bulan di US$ 1,1258.
Terhadap yen, dolar menguat sebanyak 0,2% menjadi 110,705 yen, level tertinggi dalam enam minggu.
Dolar negeri kiwi melonjak sebanyak 1,7% ke level tertinggi satu minggu di US$ 0,6852 setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga resmi pada rekor rendah 1,75% dan terdengar kurang dovish dibandingkan yang telah diantisipasi pasar, menyebabkan beberapa aksi short di pasar.
Dalam komoditas, kontrak berjangka minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 1% menjadi US$ 53,65 per barel setelah naik 1,3% pada hari Selasa, sementara kontrak berjangka minyak mentah Internasional Brent naik 1% menjadi US$ 63,07 per barel.
Harga minyak melonjak pada hari Selasa setelah angka OPEC menunjukkan pihaknya memotong produksinya pada bulan Januari, dan sebagai anggota utama, Arab Saudi mengatakan akan mengurangi produksinya pada bulan Maret dengan tambahan 500.000 barel potongan.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,6% ke level tertingginya sejak awal Oktober dan rata-rata Nikkei Jepang melonjak 1,3% ke level tertinggi delapan minggu.
Shanghai Composite China dan blue-chip CSI 300 keduanya naik melesat sekitar 2% ke level tertinggi multi-month, di mana saham Teknologi Informasi memimpin kenaikan akibat adanya janji Beijing untuk mendorong teknologi inti dan inovasi.
Bursa saham Eropa diperkirakan akan dibuka menguat secara merata, di mana indeks FTSE Inggris, CAC Prancis dan DAX Jerman masing-masing diperkirakan naik antara 0,4% hingga 0,5%.
Presiden AS Donald Trump pada hari Selasa mengatakan bahwa ia mungkin memperpanjang batas waktu 1 Maret untuk mencapai kesepakatan perdagangan dengan China jika kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan penuh.
Para pejabat di Washington dan Beijing telah menyatakan harapan bahwa putaran pembicaraan minggu ini akan membawa mereka lebih dekat ke solusi dari perang dagang.
"Kami saat ini melihat sentimen negatif yang telah menumpuk di atas kekhawatiran perdagangan dan masalah fiskal AS yang tidak teratasi," kata Soichiro Monji, ekonom senior di Daiwa SB Investments di Tokyo.
"Agar aset berisiko bergerak murni berdasarkan optimisme, perang dagang AS-China perlu menemukan solusi pada bulan Maret. Solusi yang lebih permanen untuk menghindari shutdown pemerintah AS juga diperlukan. Harus diingat bahwa kita belum sampai di sana." Tambahnya.
Negosiator kongres AS menyusun kesepakatan keamanan perbatasan bipartisan tentative pada Senin malam untuk mencegah penutupan sebagian pemerintah terjadi lagi.
Namun, Trump pada hari Selasa menyatakan ketidaksenangan dengan perjanjian tersebut dan mengatakan dia belum memutuskan apakah akan mendukungnya.
Indeks Volatilitas Cboe, yang disebut sebagai "pengukur rasa takut" Wall Street, kemarin turun ke level 14,95, level terendah dalam lebih dari empat bulan.
Dengan penghindaran risiko yang surut untuk saat ini, obligasi pemerintah safe-haven banyak dijual dan imbal hasilnya meningkat. Yield Treasury bertenor 10-tahun AS memperpanjang kenaikan semalam, naik 2,7% ke rekor tertinggi satu minggu.
Sementara itu dolar berada di posisi defensif karena investor mengalihkan uang mereka ke aset berisiko di tengah harapan akan tercapainya kesepakatan perdagangan AS-China.
Indeks dolar terhadap enam mata uang utama diperdagangkan di 96,667 setelah delapan hari berturut-turut bergerak menjauhi level tertinggi dua bulannya.
Euro sementara itu diperdagangkan lebih tinggi pada US$ 1,1336 setelah naik 0,5% pada hari sebelumnya, ketika memantul dari level terendah tiga bulan di US$ 1,1258.
Terhadap yen, dolar menguat sebanyak 0,2% menjadi 110,705 yen, level tertinggi dalam enam minggu.
Dolar negeri kiwi melonjak sebanyak 1,7% ke level tertinggi satu minggu di US$ 0,6852 setelah Reserve Bank of New Zealand mempertahankan suku bunga resmi pada rekor rendah 1,75% dan terdengar kurang dovish dibandingkan yang telah diantisipasi pasar, menyebabkan beberapa aksi short di pasar.
Dalam komoditas, kontrak berjangka minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) naik 1% menjadi US$ 53,65 per barel setelah naik 1,3% pada hari Selasa, sementara kontrak berjangka minyak mentah Internasional Brent naik 1% menjadi US$ 63,07 per barel.
Harga minyak melonjak pada hari Selasa setelah angka OPEC menunjukkan pihaknya memotong produksinya pada bulan Januari, dan sebagai anggota utama, Arab Saudi mengatakan akan mengurangi produksinya pada bulan Maret dengan tambahan 500.000 barel potongan.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah
Most Popular