Belum Bisa Move On dari CAD, Rupiah Batal Bangkit

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 February 2019 16:32
Belum Bisa <i>Move On</i> dari CAD, Rupiah Batal Bangkit
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah gagal mencatat momen heroik dengan kebangkitan. 

Pada Selasa (12/2/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.065 kala penutupan pasar spot. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah sudah melemah 0,32%. Depresiasi rupiah kemudian sempat lebih dalam dan dolar AS begitu dekat dengan Rp 14.100. 


Namun jelang tengah hari rupiah perlahan mulai melawan balik. Bahkan beberapa saat jelang penutupan pasar rupiah sempat mentas dari zona merah, meski belum bisa masuk ke zona hijau. 

Akan tetapi, beberapa menit jelang penutupan pasar rupiah lesu lagi. Mata uang Tanah Air kembali terdorong ke zona merah. Malangnya nasib rupiah... 


Berikut pergerakan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sepanjang hari ini: 



Rupiah gagal mengarungi arus penguatan mata uang Asia. Ya, padahal mayoritas mata uang utama Benua Kuning mampu menguat di hadapan dolar AS. Selain rupiah, hanya dolar Hong Kong, yen Jepang, dan ringgit Malaysia yang melemah. 

Apesnya lagi, rupiah kembali jadi mata uang terlemah di Asia. Kebangkitan rupiah batal terwujud, yang ada adalah keterpurukan. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:17 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Rupiah masih ketinggalan kereta gara-gara faktor domestik. Investor sepertinya masih belum bisa move on dari rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Padahal data itu keluar akhir pekan lalu. 

Pada kuartal IV-2018 NPI tercatat surplus US$ 5,42 miliar, tetapi karena terus defisit pada 3 kuartal sebelumnya, NPI sepanjang 2018 tetap minus US$ 7,13 miliar. Defisit NPI pada 2018 menjadi yang terdalam sejak 2013. 

Sementara defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal IV-2018 adalah 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi defisit terdalam sejak kuartal II-2014.  

Sepanjang 2018, defisit transaksi berjalan masih di bawah 3% PDB tepatnya 2,98%. Namun ini juga menjadi catatan terburuk sejak 2014. 

NPI menggambarkan keseimbangan eksternal Indonesia, seberapa banyak devisa yang masuk dan keluar. Jika defisit, maka lebih banyak devisa yang keluar ketimbang yang masuk. Artinya lebih banyak rupiah 'dibakar' untuk ditukarkan menjadi valas sehingga ketika NPI defisit menjadi wajar apabila rupiah melemah. 

Apalagi transaksi berjalan terus mencatatkan defisit, bahkan semakin dalam. Transaksi berjalan menggambarkan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa, devisa yang lebih bertahan lama.   


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular