Analisis Teknikal

IHSG Turun Dalam, Sesi II Potensi Koreksi Masih Berlanjut

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 February 2019 12:56
IHSG saat ini terkepung sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat bergerak positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I dengan melemah dalam 1,05% ke level 6.426. IHSG saat ini terkepung sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri.

Dari sisi eksternal, nasib damai dagang AS-China masih samar-samar. Namun pelaku pasar dan dunia usaha pesimistis pertemuan di Beijing ini bakal menghasilkan sesuatu yang signifikan. Sebab, banyak hal yang harus diselesaikan untuk mengakhiri perbedaan antara Washington dan Beijing.

Aura pesimisme pun merebak. Pelaku pasar khawatir, jangan-jangan Washington dan Beijing gagal mencapai kesepakatan sebelum 1 Maret, tenggat waktu 'gencatan senjata' 90 hari yang disepakati di Argentina awal Desember 2018.

Sedangkan dari dalam negeri, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) kuartal IV-2018 sebesar 3,57% dari Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi beban tersendiri bagi rupiah. Hal ini membuat sektor keuangan dan memberikan tekanan bagi IHSG. Hingga pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol pada level Rp 14.065. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.

Sentimen yang meringankan IHSG berasal dari data penjualan eceran (retail sales) bulan Desember yang tumbuh 7,7%. Hal ini membuat saham-saham sektor konsumer bergairah dan membuat sektor konsumer menjadi satu-satunya sektor yang menguat.

Secara teknikal, IHSG masih pada jalur tren kenaikan (uptrend). Namun potensi koreksi tren minor makin terlihat seiring terbentuknya pola long black candle. Pola tersebut mengindikasikan bearish dan memperjelas tren pelemahan IHSG dalam jangka pendek.
Dihimpit Luar Dalam, IHSG Sesi II Masih Beri Sinyal PelemahanSumber: Refinitiv
Potensi pelemahan juga terlihat dari posisi IHSG yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).

Pada sesi II, Langkah IHSG sedikit berat untuk berada di zona hijau pada sesi II, bahkan berpotensi mengalami pelemahan lebih dalam. Hal ini dikarenakan level saat ini belum mencapai titik jenuh jualnya (oversold), mengacu pada indikator momentum stochastic slow.

Jika pelemahan berlanjut, level penahan pelemahannya yang terdekat berada di 6.375 hingga 6.400.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular