
Bursa Saham Asia Awali Pekan dengan Penguatan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 February 2019 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup menguat pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Shanghai naik 1,36%, indeks Hang Seng naik 0,71%, indeks Straits Times naik 0,13%, dan indeks Kospi naik 0,17%.
Optimisme terkait negosiasi dagang AS-China membuat pelaku pasar berani memburu saham-saham di Benua Kuning. Pada hari ini hingga Rabu, pertemuan tingkat wakil menteri digelar di Beijing, di mana Deputi Kepala Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish memimpin delegasi AS.
Sementara itu, dialog tingkat menteri dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis dan Jumat, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
Sempat ada pesimisme yang mewarnai jalannya negosiasi ini. Namun, semua berubah menyusul pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.
"Kami, tentu saja, berharap, dan masyarakat dunia ingin melihat, sebuah hasil yang baik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada hari ini dalam sebuah paparan di Beijing, seperti dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, pertemuan ini menjadi sangat penting mengingat periode gencatan senjata antar keduanya akan segera berakhir pada 1 Maret. Terlebih, Presiden AS Donald Trump sudah menegaskan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret.
Seperti yang diketahui, Gedung Putih belum lama ini menegaskan bahwa bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan tetap dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%), jika kesepakatan dagang tak juga tercapai hingga periode gencatan senjata berakhir.
Sentimen positif bagi bursa saham Asia juga datang dari rilis data ekonomi. Cadangan devisa Hong Kong periode Januari 2019 diumumkan senilai US$ 432 miliar, naik dari posisi akhir tahun 2018 yang senilai US$ US$ 424,7 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Optimisme terkait negosiasi dagang AS-China membuat pelaku pasar berani memburu saham-saham di Benua Kuning. Pada hari ini hingga Rabu, pertemuan tingkat wakil menteri digelar di Beijing, di mana Deputi Kepala Perwakilan Dagang Jeffrey Gerrish memimpin delegasi AS.
Sementara itu, dialog tingkat menteri dijadwalkan berlangsung pada hari Kamis dan Jumat, melibatkan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.
"Kami, tentu saja, berharap, dan masyarakat dunia ingin melihat, sebuah hasil yang baik," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying pada hari ini dalam sebuah paparan di Beijing, seperti dikutip dari Reuters.
Sebagai informasi, pertemuan ini menjadi sangat penting mengingat periode gencatan senjata antar keduanya akan segera berakhir pada 1 Maret. Terlebih, Presiden AS Donald Trump sudah menegaskan bahwa dirinya tidak akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping sebelum 1 Maret.
Seperti yang diketahui, Gedung Putih belum lama ini menegaskan bahwa bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan tetap dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%), jika kesepakatan dagang tak juga tercapai hingga periode gencatan senjata berakhir.
Sentimen positif bagi bursa saham Asia juga datang dari rilis data ekonomi. Cadangan devisa Hong Kong periode Januari 2019 diumumkan senilai US$ 432 miliar, naik dari posisi akhir tahun 2018 yang senilai US$ US$ 424,7 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular