Bursa Asia Membara, Perundingan Dagang AS-China Tak Jelas

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 February 2019 16:55
Pejabat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahkan menekankan bahwa Washington dan Beijing masih
Foto: Seorang pedagang mata uang bekerja di dekat layar yang menunjukkan nilai tukar mata uang asing di ruang transaksi pertukaran mata uang asing di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 7 Februari 2019. Foto AP / Lee Jin-man
Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia terkoreksi pada perdagangan Jumat (8/2/2019), mengikuti penurunan di Wall Street yang terjadi akibat munculnya kekhawatiran atas prospek pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan prospek pertumbuhan global.

Bursa Tokyo memimpin penurunan di Asia, sementara Bursa Hong Kong mengawali perdagangan dengan berada di zona merah setelah libur Tahun Baru Imlek selama tiga hari karena investor bereaksi terhadap sinyal negatif dari AS menjelang negosiasi perdagangan yang buruk di Beijing.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan melakukan perjalanan ke China minggu depan untuk melakukan perundingan dagang putaran ketiga, mengutip AFP.

Namun Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak berharap untuk bertemu dengan rekan China-nya Xi Jinping sebelum batas waktu 1 Maret, ketika bea masuk AS atas US$ 200 miliar barang impor China akan dinaikkan.

Analis mengatakan pertemuan Trump dengan Xi secara pribadi menjelang batas waktu 1 Maret akan membuat kesepakatan lebih mungkin tercapai, tetapi nampaknya sulit untuk menentukan jadwal pertemuan kedua presiden ekonomi terbesar dunia itu lantaran Trump dijadwalkan terbang ke Vietnam untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un akhir bulan ini.

Pejabat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow bahkan menekankan bahwa Washington dan Beijing masih "jauh dari kata sepakat" dalam pembicaraan.

Pengenaan tarif dapat melemahkan ekonomi global setelah reli singkat pada awal 2019, kata para ekonom.

"Pasar saham telah mengalami rebound besar dari kondisi oversold pada Desember dan sekarang menghadapi resistensi teknis dan menjadi overbought," kata Shane Oliver, kepala strategi investasi di AMP Capital, kepada Bloomberg.

"Sementara itu masih ada banyak masalah terkait perang dagang, penutupan (shutdown) AS, dan melambatnya pertumbuhan global. Jadi, ada risiko tinggi untuk mundur dari sini."

Bursa Tokyo ditutup turun 2%, meskipun saham Sony melawan tren dengan melonjak lebih dari 4% setelah mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai hingga 100 miliar yen (US$ 910 juta).

Bursa Hong Kong merosot 0,2%, sedikit rebound setelah anjlok lebih parah. Bursa Seoul anjlok 1,2%, Bursa Jakarta terkoreksi 0,4% dan Bursa Manila turun 0,4%.

Bursa Shanghai dan Taipei masih tutup untuk minggu ini.
(hps/hps) Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular