Pertumbuhan Ekonomi RI Ciamik, Dolar AS di Bawah Rp 13.900!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 February 2019 11:32
Pertumbuhan Ekonomi RI Ciamik, Dolar AS di Bawah Rp 13.900!
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin menguat di perdagangan pasar spot. Dolar AS sudah di bawah Rp 13.900 dan rupiah kembali ke posisi puncak klasemen mata uang Asia. 

Pada Rabu (6/2/2019) pukul 11:23 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.885. Rupiah menguat 0,47% dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelum libur Tahun Baru Imlek. Ini menjadi posisi terkuat rupiah sejak 7 Juni 2018. 

Mengawali hari, rupiah menguat 0,04%. Penguatan rupiah kemudian menebal ke 0,11%, tetapi tidak lama karena kemudian kendur lagi ke 0,04%. 


Namun rupiah kembali ke jalur pendakian selepas pidato Presiden AS Donald Trump di State of the Union. Trump menegaskan bahwa AS siap berdiskusi dan mencapai kesepakatan dagang dengan China, mengakhiri perang dagang yang berkobar sejak awal tahun lalu. 

Kemudian Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya akan bertemu dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un di Vietnam pada 27-28 Februari. Ini akan menjadi pertemuan lanjutan setelah di Singapura tahun lalu. 


Pidato Trump menyulut optimisme di Asia. Pelaku pasar mulai berani mengambil risiko, dan masuk ke aset-aset di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. 

Menyusul pidato Trump, datang lagi kabar positif terkait kemesraan hubungan Washington-Beijing. Mengutip Reuters, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan bertandang ke Beijing akhir pekan ini. Keduanya akan memimpin delegasi AS yang akan melakukan dialog dagang awal pekan depan. 

Hawa damai dagang AS-China pun semakin menyeruak. Investor semakin bernafsu masuk ke pasar keuangan Asia, dan Indonesia pun menerima berkahnya. Derasnya arus modal tersebut memperkuat rupiah.

Tidak sekadar menguat, rupiah pun kembali merebut posisi puncak di klasemen mata uang Asia. Bahkan jarak dengan yen Jepang di posisi kedua lumayan jauh, karena mata uang Negeri Matahari Terbit 'hanya' menguat 0,14%. Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 11:23 WIB:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Sementara dari dalam negeri, rilis data pertumbuhan ekonomi mempertebal keyakinan investor. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,17%. Sedikit lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan 5,15%, juga lebih baik daripada 2017 yang sebesar 5,07%. 


Data ini membuat investor kian bernafsu masuk ke pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 166,02 miliar dan mengantar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 0,9% pada pukul 11:22 WIB. 

Sementara di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 1,3 basis poin. Penurunan yield mencerminkan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya minat investor. 

Sentimen positif dari eksternal dan dalam negeri membuat rupiah melaju kencang. Saking kencangnya, penguatan rupiah cukup jauh dibandingkan mata uang Asia lainnya. 


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular