Rupiah Seperti Juventus di Serie A

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2019 10:33
Rupiah Seperti Juventus di Serie A
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs acuan hari ini. Rupiah juga terapresiasi di perdagangan pasar spot. 

Pada Kamis (31/1/2019), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor menunjukkan angka Rp 14.072. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Tidak hanya di kurs acuan, rupiah juga berjaya di pasar spot. Pada pukul 10:06 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.040 di mana rupiah menguat 0,6%. Sedikit demi sedikit dolar AS mampu didorong dan bukan tidak mungkin bisa ke bawah Rp 14.000. 

Rupiah pun semakin dominan di Asia. Sampai saat ini, belum ada mata uang utama Asia yang menguat setajam rupiah. 

Melihat klasemen mata uang utama Asia hari ini seperti melihat klasemen Liga Italia Serie A. Rupiah seperti Juventus, karena poin penguatannya jauh lebih baik ketimbang rival-rivalnya. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:10 WIB: 




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Terlihat bahwa mayoritas mata uang Asia mampu menguat terhadap dolar AS. Tidak hanya di Asia, dolar AS juga sedang tertekan secara global. 

Pada pukul 10:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) masih melemah 0,08%. Dalam sepekan terakhir, indeks ini anjlok 1,39%. 

Pelemahan dolar AS disebabkan oleh respons pasar terhadap hasil rapat perdana The Federal Reserves/The Fed pada 2019. Sesuai perkiraan, Jerome 'Jay' Powell dan rekan mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5% atau median 2,375%. 

Tidak selesai sampai di situ, The Fed lagi-lagi menelurkan pernyataan bernada kalem alias dovish. The Fed bakal lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga acuan. 

"Dalam situasi ekonomi global dan pasar keuangan saat ini, serta tekanan inflasi yang minim, Komite akan bersabar dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan berikutnya," tulis pernyataan The Fed. 

Situasi ini tidak menguntungkan bagi dolar AS. Tanpa kenaikan suku bunga, berinvestasi di dolar AS menjadi kurang pemanis. Selain itu, ekspektasi inflasi juga bisa terangkat sehingga menggerus nilai mata uang ini. 


Pelaku pasar juga optimistis dengan dialog dagang AS-China yang berlangsung di Washington. Delegasi China dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara di meja seberangnya dikomandoi Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer. 

Untuk memperbaiki hubungan dengan dengan Washington, Beijing pun siap melakukan reformasi. Seperti diberitakan kantor berita Xinhua, mengutip Reuters, parlemen China akan membahas aturan yang melarang pemaksaan transfer teknologi dan intervensi pemerintah yang ilegal terhadap investasi dari luar negeri. 

Isu tersebut sudah lama disuarakan oleh AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump kerap kali mengkritik praktik investasi di China, yang mengharuskan investor asing melakukan transfer teknologi kepada perusahaan lokal. Perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual, itu yang selalu ditekankan oleh Negeri Paman Sam. 

"(Peraturan) ini adalah kebutuhan yang mendesak. Sebab dengan aturan yang ada akan sulit untuk memfasilitasi sistem yang berdasarkan kepada keterbukaan ekonomi," kata Fu Zhenghua, Menteri Kehakiman China. 

Rencana China yang bakal lebih ramah kepada investor asing tentu akan membuat AS gembira. Ini bisa menjadi kunci kesuksesan dalam proses damai dagang AS-China.  

Sentimen positif lainnya bagi rupiah cs di Asia adalah relasi AS-Korea Utara yang semakin harmonis. Setelah pertemuan Trump dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura tahun lalu, sudah ada rencana untuk menggelar pertemuan kedua dalam waktu dekat. 

Mengutip Reuters, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengungkapkan bahwa pertemuan Trump-Kim akan digelar pada akhir Februari. Lokasinya belum disebutkan, tetapi masih di Asia. 

"Kami akan menggelarnya di Asia, saya sudah mengutus tim ke sana untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kita semua tentu berharap ada hasil yang substansial, tidak hanya untuk denuklirisasi di Semenanjung (Korea) tetapi juga masa depan yang cerah bagi rakyat Korea Utara," papar Pompeo. 

Harapan damai betulan di Semenanjung Korea semakin membuat pelaku pasar berbinar-binar. Arus modal mengalir deras ke pasar keuangan Benua Kuning, termasuk Indonesia. 

Pada pukul 10:26 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat lumayan tajam di 0,71%. Sedangkan imbal hasil (yield) obligasi negara seri acuan tenor 10 tahun turun 3,9 basis poin. Penurunan yield adalah tanda harga obligasi sedang naik karena tingginya minat pasar.   


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular