Analisis Teknikal

IHSG Ketiban Bintang Jatuh, Masih Mampukah Bangkit?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 January 2019 08:36
Proyeksi IHSG hari ini secara teknikal.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan koreksi dengan melemah 0,34% ke level 6.436, Selasa (29/1/2019). Minimnya sentimen positif membuat investor stagnan dan lebih memilih merealisasikan keuntungan (profit taking) sembari menunggu sinyal positif.

Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG masih akan berfluktuasi dengan kecenderungan melemah secara terbatas. Analisis tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal. Rentang pergerakannya yang berpotensi terjadi masih pada 6.400 hingga 6.500.


Meskipun perundingan perang dagang antara AS dengan China hari ini akan digelar, Wall Street masih gamang karena earning seasons juga tengah berlangsung. Akibatnya beberapa indeks bergerak variatif, Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,21%, sedangkan S&P 500 melemah 0,15%, terakhir Nasdaq Composite terjatuh 0,81%.

Laporan keuangan 3M kuartal IV-2018 yang baru di rilis melaporkan laba per saham (Earnings per Share/EPS) produsen Post-It ini sebesar US$ 2,31. Naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,1.

Keputusan The Federal Reserves/The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) pada 30 Januari waktu setempat juga menjadi perhatian pasar. Pelaku pasar memperkirakan Jerome 'Jay' Powell dan kolega tetap mempertahankan suku bunga acuan di 2,25-2,5%. Bahkan menurut CME Fedwatch, kemungkinannya mencapai 100%.


Dari dalam negeri, IHSG kembali bergerak turun dan menembus level support yang berada di 6.450. Pelemahan indeks lebih dalam tertahan, lantaran investor asing mulai masuk ke bursa saham meski nilainya tidak terlalu besar. Asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 165 miliar di pasar reguler.

Secara teknikal, IHSG dibayangi koreksi minor seiring munculnya pola bintang jatuh (shooting star) meski diiringi ekor yang tidak terlalu panjang. Pola tersebut memberi indikasi perubahan arah tren yang mengarah pada penurunan.

Sumber: Refinitiv
Indikator teknikal lainnya yaitu rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) menunjukkan kecenderungan turun, hal ini terlihat dari pola dead cross yang terbentuk.

IHSG juga bergerak di bawah rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5), atau cenderung tertekan dalam jangka pendek. Level 6.400 akan kembali di uji jika indeks mengakhiri perdagangan di zona merah.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular