
Tekanan Jual Tinggi, Bursa Saham Asia Kompak Memerah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
29 January 2019 09:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (29/1/2019). Indeks Nikkei turun 0,45%, indeks Shanghai melemah 0,18%, indeks Hang Seng amblas 0,65%, indeks Straits Times terkoreksi 0,24%, dan indeks Kospi juga turun 0,21%.
Sinyal perlambatan ekonomi dunia yang kian nyata membuat bursa saham regional diterpa tekanan jual. Kemarin (28/1/2019), laba perusahaan industri di China tahun lalu diumumkan naik sebesar 10,3%, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Caterpillar juga mengumumkan laba per saham periode kuartal-IV 2018 hanya sebesar US$ 2,55, di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar US$ 2,99.
Perusahaan mengungkapkan adanya penurunan penjualan di kawasan Asia-Pasifik, seiring dengan lemahnya permintaan dari China. Sebagai informasi, kinerja Caterpillar dijadikan acuan oleh investor untuk mengukur kuat-lemahnya arus perdagangan internasional seiring dengan besarnya eksposur perusahaan kepada pasar luar negeri.
Di sisi lain, negosiasi dagang AS-China yang akan digelar pada 30 dan 31 Januari kian dipastikan tidak akan berjalan mudah, pascapemerintah AS resmi menjatuhkan tuduhan pidana kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.
Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret, Presiden AS Donald Trump sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%, dari yang sebelumnya 10%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Sinyal perlambatan ekonomi dunia yang kian nyata membuat bursa saham regional diterpa tekanan jual. Kemarin (28/1/2019), laba perusahaan industri di China tahun lalu diumumkan naik sebesar 10,3%, anjlok dari capaian tahun 2017 yang sebesar 21%, seperti dilansir dari Trading Economics.
Caterpillar juga mengumumkan laba per saham periode kuartal-IV 2018 hanya sebesar US$ 2,55, di bawah konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar US$ 2,99.
Di sisi lain, negosiasi dagang AS-China yang akan digelar pada 30 dan 31 Januari kian dipastikan tidak akan berjalan mudah, pascapemerintah AS resmi menjatuhkan tuduhan pidana kepada perusahaan teknologi asal China, Huawei, chief financial officer-nya, dan dua afiliasi atas dugaan penipuan bank untuk melanggar sanksi terhadap Iran.
Dalam dakwaan yang diajukan di New York, AS, Departemen Kehakiman mengatakan Huawei telah menyesatkan sebuah bank global dan otoritas AS mengenai hubungannya dengan anak usaha, Skycom dan Huawei Device USA, demi menjalankan bisnis di Iran.
Jika kedua negara gagal mencapai kesepakatan dagang hingga tanggal 1 Maret, Presiden AS Donald Trump sudah mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar menjadi 25%, dari yang sebelumnya 10%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Hari Buruh, Beberapa Bursa Asia-Pasifik Dibuka Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular