Top! Pelan Tapi Pasti, Rupiah Terus Unjuk Gigi

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 January 2019 17:42
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan pasar spot hari ini, Senin (28/1/2019).
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan pasar spot hari ini, Senin (28/1/2019).

Pada Senin (28/1/2018) pukul 16:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.065. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Penguatan rupiah, tak lepas dari dari peran Bank Indonesia (BI) yang mengawal pergerakan rupiah sepanjang hari ini, termasuk dengan melakukan operasi moneter.

"Bank Indonesia tetap mengawal penguatan Rupiah tersebut, termasuk dengan melakukan operasi di pasar DNDF [Domestic Non Delivery Forward]," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah kepada CNBC Indonesia, Senin (28/1/2019).

Sejak awal tahun hingga saat ini, rupiah telah terapresiasi 2,26%, atau berada di posisi kedua setelah Bath Thailand yang mampu menguat hingga 3,16%.

"Penguatan Rupiah yang sudah berlangsung sejak pekan lalu ditopang oleh arus masuk modal asing sebagai antisipasi terhadap lelang penerbitan SBN pada Selasa besok," kata Nanang.

Berdasarkan data BI hingga pukul 15:00 WIB, net beli asing di pasar sekunder mencapai Rp 2,28 triliun. Sepanjang Januari 2019, arus modal asing ke pasar SBN dan saham mencapai Rp 20 triliun.

"Masuknya modal asing khusunya ke SBN terutama ditopang oleh tingkat imbal hasil SBN yang berada di sekitar 8% dengan selisih 520 bps terhadap yield US Treasury bond," jelasnya.

Selain fakfor domestik, penguatan rupiah juga dipengaruhi faktor global. Misalnya seperti kemajuan penyelesaian Brexit, tercapainya kesepakatan Trump dan Kongres AS, rencana penyelesaian sengketa dagang AS - China.

"Risk on di pasar keuangan global dan flight to quality mendorong investor kembali membeli higher yielding asset dengan melepas US Treasuries, sehingga membuat index saham global menguat dan yield sovereign bond utama naik," jelasnya.




(dru) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular