
Analisis Teknikal
Meski IHSG Batal Tembus 6.500, Harapan Masih Ada
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
25 January 2019 17:35

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) mulai mendekati level psikologis 6.500 setelah kembali mengalami kenaikan. IHSG menutup pekan dengan penguatan 0,25% ke level 6.482.
Secara teknikal, IHSG masih dalam tren naik (uptrend). Terbentuknya pola short white candle memberi indikasi kenaikan kenaikan lanjutan.
Kecenderungan menguat juga terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), di mana saat ini masih pada posisi golden cross.
Peluang untuk kembali menembus level 6.500 cukup terbuka pada minggu depan. Mengingat IHSG masih bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5), atau memiliki kecenderungan menguat dalam jangka pendek.
Menguatnya IHSG juga senada dengan bursa-bursa Asia yang menghijau. Sentimen dengan perang dagang yang semakin memudar. seperti dikutip dari Reuters, Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen dan Wakil Menteri Keuangan China Liao Min akan mengunjungi Washington pada 28 Januari.
Bahkan kabarnya Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China (PBoC), disebut-sebut juga akan ikut dalam delegasi itu. Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Secara teknikal, IHSG masih dalam tren naik (uptrend). Terbentuknya pola short white candle memberi indikasi kenaikan kenaikan lanjutan.
Kecenderungan menguat juga terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), di mana saat ini masih pada posisi golden cross.
![]() |
Peluang untuk kembali menembus level 6.500 cukup terbuka pada minggu depan. Mengingat IHSG masih bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average/MA5), atau memiliki kecenderungan menguat dalam jangka pendek.
Bahkan kabarnya Yi Gang, Gubernur Bank Sentral China (PBoC), disebut-sebut juga akan ikut dalam delegasi itu. Mereka akan 'membuka jalan' bagi kedatangan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada 30-31 Januari. Liu akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(yam/hps) Next Article Ini Momen Nahas Kala IHSG Jatuh dalam 10 Tahun Terakhir
Most Popular