
Harga Minyak Naik, Rupiah Kehilangan 'Juru Selamat'
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 January 2019 09:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat menguat kini berbalik melemah. Harga minyak yang dalam beberapa hari terakhir menjadi 'juru selamat' rupiah kini tidak bisa lagi diandalkan.
Pada Jumat (25/1/2019) pukul 09:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.165 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat 0,07%. Namun memang kemudian penguatan rupiah yang sudah tipis itu semakin tergerus dan akhirnya berbalik arah.
Dalam beberapa hari perdagangan terakhir, rupiah sangat terbantu karena penurunan harga minyak. Namun saat ini harga si emas hitam mulai merangkak naik.
Pada pukul 09:07 WIB, harga minyak jenis brent naik 1% dan light sweet melesat 1,17%. Penyebab kenaikan harga minyak adalah panasnya hubungan AS-Venezuela.
Pemerintahan Presiden Donald Trump tidak lagi mengakui Nicolas Maduro sebagai presiden, tetapi melihat Juan Guaido sang pemimpin oposisi sebagai kepala negara. Bahkan AS mencap pemerintahan Maduro ilegal.
Hubungan Washington-Caracas pun menegang. Sebagai respons atas langkah AS, Maduro memutus hubungan diplomatik dengan Washington dan meminta personel kedutaan besar AS untuk meninggalkan Venezuela dalam 72 jam ke depan. AS tidak terima, karena menilai pemerintahan Maduro ilegal dan tidak punya hak.
Ketegangan ini kemudian mempengaruhi harga minyak dunia, karena dikhawatirkan mengganggu produksi dan ekspor Venezuela. Maklum, Venezuela adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia dengan produksi mencapai sekitar 1,4 juta barel/hari. Bahkan Venezuela menguasai cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel.
Gangguan produksi dan pengiriman minyak dari Venezuela akan membuat pasokan di pasar global menipis. Akibatnya harga si emas hitam terkerek.
Kenaikan harga minyak bukan berita positif buat rupiah. Sebab, kenaikan harga komoditas ini akan semakin membuat biaya impor melejit dan membebani transaksi berjalan (current acccount).
Defisit transaksi berjalan terancam membengkak, dan rupiah sulit menguat. Sepertinya harga minyak sulit diharapkan untuk menjadi 'juru selamat' bagi rupiah hari ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Pada Jumat (25/1/2019) pukul 09:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.165 di perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah masih menguat 0,07%. Namun memang kemudian penguatan rupiah yang sudah tipis itu semakin tergerus dan akhirnya berbalik arah.
Dalam beberapa hari perdagangan terakhir, rupiah sangat terbantu karena penurunan harga minyak. Namun saat ini harga si emas hitam mulai merangkak naik.
Pada pukul 09:07 WIB, harga minyak jenis brent naik 1% dan light sweet melesat 1,17%. Penyebab kenaikan harga minyak adalah panasnya hubungan AS-Venezuela.
Pemerintahan Presiden Donald Trump tidak lagi mengakui Nicolas Maduro sebagai presiden, tetapi melihat Juan Guaido sang pemimpin oposisi sebagai kepala negara. Bahkan AS mencap pemerintahan Maduro ilegal.
Hubungan Washington-Caracas pun menegang. Sebagai respons atas langkah AS, Maduro memutus hubungan diplomatik dengan Washington dan meminta personel kedutaan besar AS untuk meninggalkan Venezuela dalam 72 jam ke depan. AS tidak terima, karena menilai pemerintahan Maduro ilegal dan tidak punya hak.
Ketegangan ini kemudian mempengaruhi harga minyak dunia, karena dikhawatirkan mengganggu produksi dan ekspor Venezuela. Maklum, Venezuela adalah salah satu produsen minyak terbesar dunia dengan produksi mencapai sekitar 1,4 juta barel/hari. Bahkan Venezuela menguasai cadangan minyak terbesar di dunia, mencapai 302,81 miliar barel.
Gangguan produksi dan pengiriman minyak dari Venezuela akan membuat pasokan di pasar global menipis. Akibatnya harga si emas hitam terkerek.
Kenaikan harga minyak bukan berita positif buat rupiah. Sebab, kenaikan harga komoditas ini akan semakin membuat biaya impor melejit dan membebani transaksi berjalan (current acccount).
Defisit transaksi berjalan terancam membengkak, dan rupiah sulit menguat. Sepertinya harga minyak sulit diharapkan untuk menjadi 'juru selamat' bagi rupiah hari ini.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Mata Uang Asia Berbalik Menguat
Pages
Most Popular