Kok Penguatan Rupiah Menipis? Apa yang Terjadi?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 January 2019 09:30
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun apresiasi rupiah agak menipis.
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun apresiasi rupiah agak menipis. Apa yang terjadi? 

Pada Kamis (24/1/2019) pukul 09:18 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.150 di perdagangan pasar spot. Rupiah masih menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah mencatatkan apresiasi 0,32%. Bahkan kemudian menebal menjadi 0,39%. 


Apa yang membuat penguatan rupiah tergerus? 

Sepertinya pelaku pasar merespons data-data ekonomi Asia yang kurang cespleng. Angka pembacaan awal Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Jepang versi Nikkei pada Januari 2019 berada di 50.

Masih optimistis karena angkanya pas di 50, tetapi optimisme dunia usaha di Negeri Matahari Terbit menurun dibandingkan bulan sebelumnya di mana PMI tercatat 52,6. Penurunan PMI di Jepang juga menjadi yang pertama sejak Agustus 2016.
 

 

Data ini sejalan dengan rilis kemarin, yaitu perlambatan ekspor Jepang. Pada Desember 2018, ekspor Jepang terkontraksi alias minus 3,8% year-on-year (YoY). Ini menjadi kontraksi terdalam sejak Oktober 2016. 

Melihat perkembangan di Jepang, wajar jika pelaku pasar menjadi ketar-ketir. Apalagi sebelumnya sudah ada perkiraan bahwa Jepang terancam resesi. 


Data lain yang membuat pelaku pasar enggan mengambil risiko adalah suku bunga acuan di Korea Selatan. Bank Sentral Negeri Ginseng (BoK) mempertahankan suku bunga acuan di 1,75%. 

Kemudian BoK juga memberi sinyal-sinyal negatif. Ada kemungkinan BoK akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk 2019, yang saat ini diperkirakan 2,7%.  

"Pertumbuhan ekonomi akan bergerak di bawah proyeksi, tetapi tidak signifikan. Pasar tenaga kerja masih menunjukkan adanya perlambatan," sebut pernyataan tertulis BoK, mengutip Reuters. 

Dua perkembangan dari Asia Timur itu membuat investor mengambil jarak. Mode bermain aman kembali terpasang sehingga aset-aset berisiko di negara berkembang Asia agak tertekan. 

Namun meski penguatan rupiah menipis, mata uang Tanah Air masih menjadi yang terbaik di Asia. Pasalnya, mata uang Benua Kuning lainnya juga bernasib serupa yaitu penguatannya tergerus. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 09:22 WIB:  




TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular