Pukul Mundur Dolar, Rupiah Tancap Gas di Awal Perdagangan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 January 2019 09:02
Pukul Mundur Dolar, Rupiah Tancap Gas di Awal Perdagangan
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berhasil memukul mundur dolar AS pada perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan di pasar spot, rupiah menguat 0,14% melawan dolar AS ke level Rp 14.190.

Pada pukul 8:35 WIB, penguatan rupiah sedikit menipis menjadi 0,11% ke level Rp 14.195/dolar AS.

Kinerja rupiah senada dengan mayoritas mata uang negara Asia lainnya yang juga berhasil mengungguli dolar AS. Penguatan rupiah menjadi yang terbesar ketiga setelah baht dan won.

Sejatinya, minat investor untuk masuk ke instrumen berisiko seperti saham sedang loyo sehingga dolar AS seharusnya bisa mendapatkan momentum untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,32%, indeks Hang Seng turun 0,2%, dan indeks Strait Times turun 0,32%.

Dolar AS tetap dilego investor seiring dengan rilis data ekonomi yang mengecewakan. Kemarin, angka penjualan hunian bekas di AS periode Desember 2018 diumumkan sebanyak 4,99 juta unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 5,27 juta unit, seperti dilansir dari Forex Factory. Capaian pada bulan lalu merupakan yang terendah sejak November 2015.

Lantas, perlambatan ekonomi di Negeri Paman Sam kian terkonfirmasi. Jangan lupakan juga bahwa tekanan bagi perekonomian AS terus datang dari penutupan sebagian pemerintahan (partial government shutdown). Hingga kini, shutdown sudah berlangsung selama 31 hari, menjadikannya yang terpanjang di era modern.

Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump memproyeksikan bahwa kerugian akibat shutdown adalah dua kali lebih besar dari yang diekspektasikan sebelumnya, menurut seorang sumber dari kalangan pemerintahan yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dikutip dari CNBC International.

Pada awalnya, pemerintah memproyeksikan bahwa shutdown akan memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% setiap 2 minggu. Kini, diproyeksikan bahwa setiap minggunya shutdown akan membuat pertumbuhan ekonomi terpangkas sebesar 0,1%. Ini artinya, setidaknya 0,4% sudah menguap dari pertumbuhan ekonomi AS.

Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pemerintahan AS akan segera beroperasi secara penuh.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular