
Imbauan Khusus BI ke Investor Hadapi Gejolak Kurs Global
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 January 2019 16:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memberikan imbauan khusus kepada para pelaku pasar dalam menghadapi volatilitas yang terjadi di pasar keuangan global.
"BI terus mengimbau kepada pelaku pasar antar bank agar mekanisme pasar perlu terus dijaga tetap likuid dan efisien," kata ujar Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (22/1/2019).
"Harga [kurs spot] yang terbentuk efisien, yang terlihat dari spread kurs beli dan jual yang wajar akan berkontribusi pada terciptanya stabilitas," jelasnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Namun penguatan rupiah sangat tipis dan dolar AS belum bisa didorong ke bawah Rp 14.200.
Pada Selasa (22/1/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.210 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Gerak rupiah cenderung stabil di tengah berlangsungnya tekanan depresiasi terhadap seluruh mata uang Asia. BI melihat mekanisme pasar berjalan tetap fluid saat terjadiya arus masuk dana investor asing di pasar SBN dan saham.
"Dan BI tetap berada di pasar untuk mengawal stabilitas rupiah," jelasnya.
BI, ditegaskan Nanang akan terus mendukung penuh berkembangnya likuiditas di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) agar semakin likuid dan efisien, sehingga biaya lindung nilai akan lebih efisien.
"Kami sangat merasakan instrumen DNDF ini sangat membantu dalam menstabilkan kurs spot, dan stabilisasi menggunakan instrumen ini tidak menggunakan cadangan devisa," tegas Nanang.
(dru) Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!
"BI terus mengimbau kepada pelaku pasar antar bank agar mekanisme pasar perlu terus dijaga tetap likuid dan efisien," kata ujar Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (22/1/2019).
"Harga [kurs spot] yang terbentuk efisien, yang terlihat dari spread kurs beli dan jual yang wajar akan berkontribusi pada terciptanya stabilitas," jelasnya.
![]() |
Pada Selasa (22/1/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.210 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Gerak rupiah cenderung stabil di tengah berlangsungnya tekanan depresiasi terhadap seluruh mata uang Asia. BI melihat mekanisme pasar berjalan tetap fluid saat terjadiya arus masuk dana investor asing di pasar SBN dan saham.
"Dan BI tetap berada di pasar untuk mengawal stabilitas rupiah," jelasnya.
BI, ditegaskan Nanang akan terus mendukung penuh berkembangnya likuiditas di pasar Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) agar semakin likuid dan efisien, sehingga biaya lindung nilai akan lebih efisien.
"Kami sangat merasakan instrumen DNDF ini sangat membantu dalam menstabilkan kurs spot, dan stabilisasi menggunakan instrumen ini tidak menggunakan cadangan devisa," tegas Nanang.
(dru) Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!
Most Popular