
Analisis Teknikal
Patahkan Tren Melemah Jangka Pendek, Rupiah Unjuk Gigi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
22 January 2019 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah bergerak labil antara zona merah dan hijau, tapi mulai mematahkan tren pelemahan jangka pendek. Faktor global masih mendominasi pergerakan rupiah hari ini, Selasa (22/2/2019). Hingga pukul 10:12 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.205 atau rupiah menguat 0,11%.
Penguatan nilai tukar rupiah ini berbeda dengan kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN), di mana seri FR0078 bertenor 10 tahun justru mengalami kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 8,1%.
Penopang penguatan rupiah datang dari harga minyak dunia yang masih terkoreksi. Pada pukul 10:19 WIB, harga minyak brent turun 0,72% dan light sweet berkurang 0,86%.
Koreksi tersebut wajar karena harga emas hitam sudah melesat tajam beberapa waktu terakhir. Selama sepekan, harga minyak mentah berjenis brent melonjak 3,33% sementara light sweet melejit 3,19%. Adapun dalam sebulan terakhir, brent melejit 16,62% dan light sweet meroket 17,62%.
Turunnya harga minyak menjadi kabar gembira bagi rupiah. Pasalnya Indonesia saat ini sudah sebagai net importir minyak, turunnya harga minyak turun akan memberi dorongan menguat bagi rupiah terhadap dolar AS karena biaya impor menjadi lebih murah.
Secara teknikal, superioritas dolar AS mulai berkurang terhadap rupiah. Dolar AS secara perlahan bergerak turun meski belum melewati nilai rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
Ruang penguatan Rupiah masih cukup terbuka karena belum mencapai level jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow
Adapun level penghalang penguatan rupiah (resistance) yang terdekat berada di level Rp 14.140 per dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Rupiah Masih Aman, Ini Faktor Pendorongnya
Penguatan nilai tukar rupiah ini berbeda dengan kondisi pasar Surat Utang Negara (SUN), di mana seri FR0078 bertenor 10 tahun justru mengalami kenaikan yield 2,1 basis poin (bps) menjadi 8,1%.
Penopang penguatan rupiah datang dari harga minyak dunia yang masih terkoreksi. Pada pukul 10:19 WIB, harga minyak brent turun 0,72% dan light sweet berkurang 0,86%.
Turunnya harga minyak menjadi kabar gembira bagi rupiah. Pasalnya Indonesia saat ini sudah sebagai net importir minyak, turunnya harga minyak turun akan memberi dorongan menguat bagi rupiah terhadap dolar AS karena biaya impor menjadi lebih murah.
Secara teknikal, superioritas dolar AS mulai berkurang terhadap rupiah. Dolar AS secara perlahan bergerak turun meski belum melewati nilai rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
![]() |
Ruang penguatan Rupiah masih cukup terbuka karena belum mencapai level jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow
Adapun level penghalang penguatan rupiah (resistance) yang terdekat berada di level Rp 14.140 per dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Rupiah Masih Aman, Ini Faktor Pendorongnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular