
Rebound, Indeks Straits Times Dibuka Menguat 0,2%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 January 2019 08:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times dibuka menguat 0,2% pada perdagangan Jumat hari ini ke level 3.221,43, setelah pada perdagangan kemarin (17/1/2019) terkoreksi 0,45%.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 18 mencatatkan kenaikan harga, 4 saham melemah, sementara 8 saham stagnan.
Sentimen eksternal yang positif datang dari peluang kesepakatan damai dagang AS-China yang mengangkat kinerja indeks Straits Times. Kemarin, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, tokoh penting lainnya dalam negosiasi dagang AS-China.
Bahkan, Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa orang sumber mengungkapkan Liu akan berdiskusi dengan Mnuchin mengenai kemungkinan penghapusan bea masuk untuk berbagai produk made in China. Walaupun kemudian dibantah oleh Kementerian Keuangan AS, pelaku pasar tetap menaruh harapan yang besar bahwa hal tersebut akan bisa direalisasikan.
Di sisi lain, penguatan indeks Straits Times dibatasi oleh rilis data ekonomi yang mengecewakan. Kemarin, ekspor non-minyak periode Desember 2018 diumumkan anjlok hingga 8,5% YoY, jauh di bawah konsensus Trading Economics yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,5% YoY. Akibat anjloknya ekspor non-minyak, surplus neraca dagang bulan Desember menipis menjadi SG$ 1,94 miliar, dari yang sebelumnya SG$ 3,8 miliar pada bulan November.
Tidak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan dirilis di Singapura pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Dibuka Menguat, Indeks Straits Times Langsung ke Zona Merah
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 18 mencatatkan kenaikan harga, 4 saham melemah, sementara 8 saham stagnan.
Sentimen eksternal yang positif datang dari peluang kesepakatan damai dagang AS-China yang mengangkat kinerja indeks Straits Times. Kemarin, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Bahkan, Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa orang sumber mengungkapkan Liu akan berdiskusi dengan Mnuchin mengenai kemungkinan penghapusan bea masuk untuk berbagai produk made in China. Walaupun kemudian dibantah oleh Kementerian Keuangan AS, pelaku pasar tetap menaruh harapan yang besar bahwa hal tersebut akan bisa direalisasikan.
Di sisi lain, penguatan indeks Straits Times dibatasi oleh rilis data ekonomi yang mengecewakan. Kemarin, ekspor non-minyak periode Desember 2018 diumumkan anjlok hingga 8,5% YoY, jauh di bawah konsensus Trading Economics yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 1,5% YoY. Akibat anjloknya ekspor non-minyak, surplus neraca dagang bulan Desember menipis menjadi SG$ 1,94 miliar, dari yang sebelumnya SG$ 3,8 miliar pada bulan November.
Tidak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan dirilis di Singapura pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Dibuka Menguat, Indeks Straits Times Langsung ke Zona Merah
Most Popular