
Langkah OPEC Bikin Harga Minyak Kembali 'Mendidih'
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
18 January 2019 08:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia pada Jumat pagi hari ini (18/1/2019), kembali naik.
Hingga pukul 08:15 WIB, harga minyak Brent kontrak Maret 2019 menguat 0,64% ke posisi US$ 61,57/barel setelah sebelumnya anjlok 0,23% kemarin.
Adapun minyak jenis lightsweet (WTI) kontak Februari 2019 naik 0,98% ke posisi US$ 52,58/barel, setelah melemah 0,46% pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Secara mingguan, harga minyak menguat 1,2% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan harga emas hitam ini tercatat turun sekitar 15,5%.
Tambahan sentimen positif bagi harga minyak datang kemarin malam (18/1//2019). Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanan menyatakan bahwa produksi minyak organisasi tersebut pada Desember turun 751.000 barel/hari. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada survei yang dilakukan Reuters sebelumnya, di mana pengurangan produksi periode tersebut hanya 460.000 barel/hari.
Namun, sentimen negatif juga masih kuat membayangi pasar. Masih keruhnya kondisi Inggris akibat kesepakatan Brexit yang tak kunjung usai membuat pasar terus khawatir.
Ditambah lagi dengan melonjaknya produksi minyak Amerika Serikat sebesar 11,9 juta barel/hari pada minggu lalu, membuat kekhawatiran banjirnya pasokan minyak dunia kembali menghantui.
(taa/tas) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Adapun minyak jenis lightsweet (WTI) kontak Februari 2019 naik 0,98% ke posisi US$ 52,58/barel, setelah melemah 0,46% pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Secara mingguan, harga minyak menguat 1,2% secara point-to-point, sedangkan performa tahunan harga emas hitam ini tercatat turun sekitar 15,5%.
Tambahan sentimen positif bagi harga minyak datang kemarin malam (18/1//2019). Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporan bulanan menyatakan bahwa produksi minyak organisasi tersebut pada Desember turun 751.000 barel/hari. Jumlah tersebut lebih tinggi daripada survei yang dilakukan Reuters sebelumnya, di mana pengurangan produksi periode tersebut hanya 460.000 barel/hari.
Namun, sentimen negatif juga masih kuat membayangi pasar. Masih keruhnya kondisi Inggris akibat kesepakatan Brexit yang tak kunjung usai membuat pasar terus khawatir.
Ditambah lagi dengan melonjaknya produksi minyak Amerika Serikat sebesar 11,9 juta barel/hari pada minggu lalu, membuat kekhawatiran banjirnya pasokan minyak dunia kembali menghantui.
![]() |
(taa/tas) Next Article Drama Harga Minyak, Bagaimana Nasib RI?
Most Popular